ADVERTORIALPendidikan

Miftahul Jannah, Mimpi yang Ditulis di Lereng Gunung, Terbaca di Seluruh Negeri

Mataram (NTBSatu) – Di lereng gunung yang tenang, tepatnya di Desa Tarlawi, 13 November 2003, lahirlah seorang gadis kecil dari keluarga sederhana bernama Miftahul Jannah, atau akrab disapa Mifta.

Kehidupan yang penuh keterbatasan tidak membuatnya patah semangat. Justru dari lingkungan desa yang sunyi itulah, ia ditempa untuk berjuang, hingga akhirnya menemukan dunia lewat huruf-huruf yang membentuk impian.

Masa SMA menjadi titik balik baginya. Mifta semakin larut dalam kebiasaan membaca dan menulis, dua sahabat yang selalu menemaninya.

Dari buku, ia mengenal luasnya dunia; dari tulisan, ia menemukan cara untuk menyuarakan isi hati. Tak hanya berkutat dengan literasi, ia juga aktif mengikuti seminar-seminar nasional, hingga menjadi penanggung jawab dalam kegiatan kepenulisan. Dari sanalah jiwa kepemimpinannya ikut tumbuh.

Imajinasi yang ia miliki tidak berhenti hanya dalam angan. Ia menuangkannya melalui platform digital seperti Wattpad dan Noveltoon, sehingga karyanya dapat dinikmati pembaca dari berbagai tempat.

IKLAN

Tahun 2021 menjadi langkah awal yang berharga, ketika tiga antologi puisi dan cerpen nasional terbit dengan namanya tercatat di antara penulis muda lain. Perlahan, dunia mulai mengenalnya.

Satu tahun setelah itu, keberanian yang lebih besar ia ambil dengan meluncurkan novel solo perdananya berjudul “Aku atau Tuhanmu?” (2022).

Karya tersebut lahir dari pergulatan rasa, pencarian makna, serta doa yang ia titipkan dalam keheningan malam. Novel itu menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah penghalang, melainkan jembatan menuju cita-cita.

Namun perjalanan Mifta tak berhenti di situ. Pada 2023, ia mengikuti pelatihan jurnalis organisasi nasional AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) di Lombok Barat.

Dari pengalaman itu, ia belajar bahwa menulis bukan sekadar menuangkan perasaan. Melainkan juga sarana memperjuangkan suara-suara yang sering terlupakan: suara rakyat, suara adat, dan suara kebenaran.

IKLAN

Ikuti Sejumlah Kegiatan Pengabdian

Tahun yang sama, ia turut serta dalam Program Kampus Mengajar Angkatan 6. Sebagai mahasiswa PGSD, di sekolah tempat ia mengabdi, Mifta tak hanya berbagi ilmu. Tetapi juga, menghadirkan Pojok Baca sebagai ruang kecil untuk menyalakan semangat literasi.

Baginya, mengajar bukan sekadar soal pengetahuan, tetapi tentang menyalakan api harapan bagi generasi berikutnya.

Jejak langkahnya kian menguat pada 2025, ketika ia berhasil menulis artikel ilmiah yang terbit di jurnal LECTURA terakreditasi SINTA 3, bersama dosen pembimbing Ady Irawan, S.H.,M.H., dan A. Gafar Hidayat, M.Pd.

Capaian ini seakan menegaskan bahwa seorang anak desa pun bisa menembus ranah akademik nasional, jika ia mau berusaha. Kata-kata kembali menjadi jalan menuju cahaya.

Kisah Miftahul Jannah adalah kisah keberanian untuk bermimpi. Dari desa kecil di lereng gunung, ia melangkah tanpa ragu, meski banyak rintangan menghadang.

Ia membuktikan bahwa perjalanan besar selalu mulai dari langkah kecil, dan siapa pun bisa sampai tujuan jika bertekad kuat.

Dari Tarlawi yang sederhana, Mifta memberi teladan bahwa pendidikan, kepenulisan, dan pengabdian adalah senjata paling indah untuk menaklukkan masa depan.

“Jangan pernah malu dengan asalmu, Karena dari akar yang sederha, pohon besar bisa tumbuh menjulang,” ujarnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button