ADVERTORIALPendidikan

Jejak Fahrun: Wirausaha, Pantang Menyerah, “Landing” dengan SINTA 2

Mataram (NTBSatu) – Fahrun, pemuda asal Lambu, Bima, bukan sekadar mahasiswa biasa. Di tengah kesibukannya merintis usaha, ia mampu menorehkan capaian akademik yang langka. Yakni lulus bukan melalui skripsi, melainkan lewat publikasi ilmiah di jurnal bereputasi SINTA 2.

Kisah Fahrun adalah potret nyata generasi muda desa yang berani bermimpi besar. Ia membuktikan bahwa berwirausaha tidak berarti mengorbankan pendidikan, justru keduanya bisa berjalan beriringan.

Semangat belajarnya yang tak pernah padam, menjadikannya inspirasi bagi banyak mahasiswa di Bima dan sekitarnya.

Sejak di bangku SMA, ketekunan sudah menjadi bagian dari dirinya. Ia tidak hanya berprestasi akademik dengan konsisten masuk lima besar, tetapi juga meraih juara pertama pencak silat tingkat kecamatan.

Jiwa kepemimpinan tumbuh lewat organisasi OSIS, Pramuka, hingga Paskibra. Semua itu menjadi fondasi kuat ketika ia memasuki dunia perkuliahan.

IKLAN

Di Program Studi PGSD STKIP Taman Siswa Bima, Fahrun tampil menonjol. Dengan IPK 3,90, ia membuktikan keseriusannya dalam akademik.

Namun di balik catatan nilai gemilang itu, ia tetap aktif membangun kemandirian melalui wirausaha. Dari membuka jasa print dan fotokopi, mengelola warung serba ada, hingga mengolah sabut kelapa menjadi produk kreatif, semua ia jalani dengan penuh tanggung jawab.

Wirausaha baginya bukan sekadar mencari penghasilan, tetapi ruang belajar nyata. Di sana ia melatih keterampilan mengatur keuangan, memimpin tim, membangun jejaring.

Hingga menemukan cara bertahan menghadapi tantangan. Semangat inilah yang kemudian mengantarnya pada pencapaian akademik yang luar biasa, lulus dengan publikasi artikel di jurnal SINTA 2.

Anak Desa Bisa Bersaing

Bagi Fahrun, jalur publikasi ilmiah bukan sekadar alternatif, tetapi kebanggaan. Ia berhasil menulis, meneliti, dan mempublikasikan karyanya pada forum akademik bergengsi yang diakui secara nasional.

IKLAN

Hal ini bukan hanya menandai kelulusannya, tetapi juga menjadi bukti bahwa mahasiswa desa mampu bersaing di ranah ilmiah tingkat tinggi.

Di sisi lain, ia juga memperluas pengalaman dengan mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dan Kampus Mengajar.

Sebagai ketua kelompok, ia memimpin teman-temannya, menjadi penghubung dengan dosen, serta mengabdi di sekolah-sekolah yang membutuhkan tenaga tambahan.

Tidak cukup di sana, ia menantang dirinya dengan mengikuti pelatihan teknisi HP dan komputer, menambah keterampilan yang bisa membuka peluang usaha baru.

Fahrun adalah cermin generasi muda yang tidak hanya membangun mimpi, tetapi juga menciptakan dampak.

Ia membuktikan bahwa mahasiswa desa bisa menjadi wirausahawan, peneliti, sekaligus pemimpin muda yang berprestasi.

Ia membawa pesan, “usaha dan ilmu adalah dua sayap yang akan menerbangkan siapa pun menuju masa depan gemilang”. Dan, bagi Fahrun, perjalanan ini baru saja mulai. Sebuah awal untuk menorehkan jejak yang lebih besar, menginspirasi banyak orang di Bima dan jauh melampauinya. (*)

Berita Terkait

Back to top button