Harumkan Indonesia, Mahasiswa asal Sumbawa Raih Penghargaan Internasional Inovasi Teknologi

Mataram (NTBSatu) – Mahasiswa asal Sumbawa, Aden Dilaga mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Ia berhasil meraih sejumlah penghargaan bergengsi dalam ASEAN Innovation Forum 2025.
Forum inovasi berskala ASEAN ini berlangsung di tiga negara sekaligus, yaitu Malaysia, Singapura, dan Thailand. Sebanyak lebih dari 300 delegasi dari berbagai negara Asia Tenggara terlibat.
Mahasiswa Fakultas Pertenakan Universitas Mataram (Unram) angkatan 2022 ini, sukses mencatatkan prestasi sebagai Gold Medal Top 1 Delegate.
“Pertama, Gold Medal Top 1 Delegate. Yaitu sebagai peserta terbaik pertama dalam forum internasional yang dihadiri 300 delegasi ASEAN,” ungkap Aden kepada NTBSatu, Kamis, 17 Juli 2025
Ia meraih penghargaan ini berkat rekam jejak prestasi dan kontribusinya di berbagai program inovasi. Tak hanya itu, Aden juga meraih Gold Medal Top 1 Innovation Day.
Ia memperkenalkan sebuah inovasi di bidang teknologi, yakni platform digital berbasis internasional sebagai wadah jejaring konten kreator dari seluruh dunia.
“Teknologi ini semacam website dengan satu meeting point di tiap-tiap daerah, di setiap daerah, di seluruh dunia. Guna menjangkau daerah-daerah plosok non internet dan sinyal yang akan di transpormasikan menjadi daerah global,” jelasnya.
Teknologi ini berfungsi sebagai titik temu (meeting point), yang bertujuan memperluas jaringan dan mendorong pengembangan ide-ide kreatif secara global.
Angkat Isu Lingkungan di NTB
Selain penghargaan utama tersebut, Aden berhasil masuk dalam kategori Top 15 Poster dengan karya yang mengangkat isu lingkungan.
Ia mengkaji potensi tanaman eceng gondok di kawasan Bendungan Batujai, Lombok Tengah, yang selama ini masyarakat menganggapnya gulma.
Aden menyoroti bagaimana mengolah eceng gondok menjadi produk kerajinan sederhana bernilai ekonomi, seperti tas atau kerajinan tangan lainnya, guna mendorong ekonomi kreatif masyarakat setempat.
Tidak berhenti di situ, Aden juga berhasil meraih Top 20 Prestasi SDGs. Dalam kategori ini, ia mengangkat isu pengelolaan limbah organik dengan memanfaatkan eceng gondok sebagai bahan baku biogas, pupuk organik cair, dan pupuk padat.
Ia berharap, inovasi ini dapat memberikan manfaat nyata, terutama bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat, melalui pemanfaatan sampah organik untuk mendukung perekonomian lokal. (*)