INTERNASIONAL

Intip Peta Kekuatan Militer Iran Vs Israel, Siapa Paling Kuat?

Sistem Pertahanan Udara

Israel juga membanggakan sistem pertahanan udara berlapis-lapis yang canggih, termasuk sistem rudal Iron Dome, David’s Sling, Arrow, dan Patriot.

Sebaliknya, Iran memiliki salah satu persenjataan rudal terbesar di Asia Barat, dengan berbagai macam rudal balistik, rudal jelajah, dan pesawat nirawak yang mampu menyerang target hingga sejauh 2.000 kilometer, termasuk Israel sendiri.

Sementara itu, Iran mengerahkan Azarakhsh jarak pendek dan ketinggian rendah, yang berarti “petir” dalam bahasa Persia. Ini adalah sistem deteksi inframerah, dilengkapi dengan radar dan sistem elektro-optik untuk mendeteksi dan mencegat target. Ini dapat dipasang pada kendaraan.

Iran memiliki berbagai sistem pertahanan rudal permukaan ke udara yang berbeda. Ini termasuk lebih dari 42 S-200, S-300, dan Bavar-373 buatan Rusia yang memiliki jangkauan jauh.

IKLAN

Kekuatan Nuklir

Israel diperkirakan memiliki 90 hulu ledak nuklir dalam persediaannya, menurut Asosiasi Pengendalian Senjata yang berpusat di AS.

Iran tidak mungkin memiliki senjata nuklir, tetapi memiliki program nuklir canggih dan mengoperasikan beberapa fasilitas nuklir dan pusat penelitian. Pemimpin Tertinggi, Ali Khamenei melarang produksi senjata dalam fatwa atau perintah agama pada awal 2000-an dengan mengatakan bahwa hal itu dilarang dalam Islam.

Namun, pada Mei 2025 lalu, Iran mengancam akan mengubah doktrin nuklirnya “jika keberadaan Iran terancam”.

IKLAN

Oleh sebab itu, jika dibandingkan dari jumlah personel dan peralatan militer, Iran terlihat lebih unggul secara kuantitatif.

Namun, keunggulan Israel terletak pada kualitas alutsista, teknologi canggih, pelatihan militer, dan sistem pertahanan berlapis yang sangat terintegrasi.

Meskipun Iran berada di peringkat lebih tinggi dalam indeks GFP, bukan berarti Iran pasti lebih kuat dalam skenario perang modern. Israel memiliki keunggulan dalam serangan presisi, superioritas udara, dan kemungkinan penggunaan senjata strategis dalam situasi darurat.

IKLAN

Dengan demikian, pertanyaan siapa yang lebih kuat tergantung pada konteks dan dimensi yang digunakan, yaitu kuantitas vs kualitas, defensif vs ofensif, konvensional vs strategis.

Yang jelas, keduanya merupakan kekuatan militer utama di kawasan yang berpotensi memengaruhi stabilitas global jika konflik di antara mereka benar-benar pecah. (*)

Laman sebelumnya 1 2

Alan Ananami

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button