Pemerintahan

Kebon Kongok Over Kapasitas, Pemprov NTB Carikan Lokasi TPA Sementara

Mataram (NTBSatu) – Daya tampung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Lombok Barat mengalami over kapasitas.

Hal ini dampak dari produksi sampah di Kota Mataram dan Lombok Barat yang kian menigkat. Per hari, jumlah sampah dari dua daerah tersebut yang masuk ke TPA Kebon Kongok mencapai 300 hingga 350 ton.

Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal mengambil langkah cepat menangani permasalahan tersebut. Ia melakukan pertemuan dengan Pemkot Mataram dan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Senin, 5 Mei 2025.

Hasil pertemuan tersebut menyepakati akan siapkan solusi jangka pendek, menengah, dan panjang atas persoalan ini.

Salah satu solusi jangka pendeknya adalah menyiapkan lokasi baru sebagai Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Solusi ini sembari menunggu pengerjaan optimalisasi landfill-2 Zona 2B selesai.

IKLAN

“Untuk menanggulangi masalah landfill-2 pada 31 Maret 2023 yang telah melebihi kapasitas, pemerintah telah menemukan lokasi baru sebagai TPS,“ kata Iqbal.

Secara detail, Iqbal tidak membeberkan di mana lokasi baru untuk TPS tersebut. Namun ia menegaskan, lokasi baru tempat pembuangan sementara ini untuk tiga empat bulan ke depan.

“Begitu landfill-nya selesai, tiga – empat bulan ke depan nanti yang di tempat baru akan dihentikan. Dan kembali mulai fokus ke landfill 2 B,” jelas Mantan Duta Besar Indonesia untuk Turki ini.

IKLAN

Sementara itu, terkait adanya isu TPA akan dipindahkan sementara ke wilayah Sekotong. Iqbal menilai pemindahan ke wilayah tersebut tidak realistis, mengingat biaya logistik yang tinggi dan belum siapnya infrastruktur pendukung.

Pun dengan adanya penolakan warga perihal pembangunan TPS sementara, Iqbal menyatakan sampai saat ini belum ada gejolak dari warga.

Adapun ia menjanjikan kompensasi dan mitigasi dampak, pemeriksaan kesehatan gratis, pemantauan kualitas air sumur. Serta perbaikan infrastruktur dasar seperti jalan di sekitar area TPS.

“Kita ini dalam situasi darurat sampah. Jadi kita butuh alternatif sementara, sembari menyelesaikan sistem pengelolaan yang lebih permanen,” terangnya.

Olah Sampah Ramah Lingkungan hingga Jadi Energi

Sementara itu, Bupati Lombok Barat, Lalu Ahmad Zaini menyampaikan solusi jangka menengah yakni uji coba pengolahan sampah yang ramah lingkungan.

“Alhamdulillah saya sedang uji coba juga bersama akademisi. Mengolah sampah 20 ton per hari bisa menghasilkan kompos dan pupuk cair organik. Sisanya kurang lebih 30 persen akan dibawa ke TPA,” jelasnya.

Asisten II yang mewakili Pemerintah Kota Mataram pun menyambut baik kesepakatan tersebut

“Terima kasih atas kesepakatan hari ini. Kami berharap persoalan sampah yang ada di TPST Sandubaya Kota Mataram pun segera terurai,” ungkapnya.

Untuk jangka panjang Iqbal menegaskan, Pemerintah Provinsi NTB bekerja sama dengan Pemkot dan Pemkab memanfaatkan sampah yang ada di TPA dengan mengedepankan prinsip Waste to Energy (WtE), atau energi dari limbah.

“WtE ini adalah proses di mana limbah yang tidak dapat didaur ulang atau diproses kembali, dikonversi menjadi energi yang dapat digunakan. Seperti panas, listrik, atau bahan bakar,” pungkasnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button