Pemerintahan

Syahganda Nainggolan: Prabowo Berpeluang Jadi Pemimpin Besar Sosialis Dunia

Jakarta (NTBSatu) – Pengamat politik sekaligus Pendiri Sabang Merauke Circle, Dr. Syahganda Nainggolan mengatakan, Presiden Prabowo Subianto memiliki peluang menjadi pemimpin besar sosialis dunia.

Hal itu ia ungkapkan melalui tulisan artikelnya berjudul “Rocky Gerung dan Patriotisme Sufmi Dasco,” yang termuat pada media Rmol.id, Selasa, 8 April 2025.

Tulisan Syahganda ini adalah hasil refleksi usai ia dan sejumlah koleganya, seperti Rocky Gerung, Fery Juliantono, dan Jumhur Hidayat berdiskusi dengan Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad di kawasan Senayan Park Jakarta, Senin 7 April 2025.

“Prabowo Subianto, menurut Rocky, ketika dirinya dahulu kala, puluhan tahun lalu, menemani Alm. Dr. Adnan Buyung Nasution bertemu Prabowo, mendengar keinginan Prabowo untuk menjadi pemimpin besar sosialis dunia, setidaknya Asia,” ungkap Syahganda.

Ia menambahkan, sosialisme ini tentunya mendapatkan kesempatan untuk diwujudkan saat ini. Terutama ketika pemimpin populis dunia, Donald Trump melakukan distrupsi pada tatanan global lama yang sangat neoliberal.

IKLAN

“Berbagai negara yang terkena dampak Trump’s War Trade dapat menggalang kekuatan dan solidaritas. Apalagi bulan ini adalah bulan Konferensi Asia Afrika,” tambahnya.

Mengutip Rocky, Syahganda mengatakan Prabowo dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dapat menjadi duo pemimpin yang membentuk solidaritas pemimpin bangsa-bangsa berkembang. Melalui kerja sama antar negara, dampak kebijakan Trump dapat diatasi secara langsung.

“Dasco juga mencatat usulan diskusi agar Prabowo pidato tentang solidaritas Asia-Afrika pada peringatan Konferensi Asia Afrika bulan ini,” bebernya.

Selain itu, diskusi yang menghabiskan waktu 2,5 jam itu juga membahas persoalan lapangan kerja.

Syahganda Nainggolan mejelaskan, lapangan kerja di pedesaan harus meningkat setidaknya 1 juta lapangan kerja baru. Hal tersebut setelah kebijakan Prabowo membangun 80.000 koperasi desa merah putih.

IKLAN

“Selama ini penyerapan naker di pedesaan mencapai 40 juta jiwa, dengan lapangan kerja tercipta 1,3 juta tahun lalu. Hal ini bisa melalui industrialisasi pedesaan yang masif,” sebutnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button