Mataram (NTBSatu) – Viral Ibu hamil bernama Nuraida, (23), warga Desa Ncera, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumbawa.
Nuraida terpaksa dilarikan ke RS Sumbawa akibat tidak bisa bersalin di RSUD Bima. Alasannya, karena dokter spesialis kandungan kompak melakukan cuti. Jarak antara tempat Zakiyah dengan RS Sumbawa sejauh 252,1 kilometer dan memakan waktu 5 jam 30 menit menggunakan kendaraan darat.
Masalah tersebut terunggah dalam Facebook oleh akun Zakiyah Rahman yang mengaku sebagai paman Nuraida, Minggu, 30 Marer 2025.
Zakiyah menulis soal ibu hamil dilarang lahiran karena dokter spesialis kandungan kompak cuti.
“Saya barusan keliling ke semua RS yang ada di Kota Bima (baik via telepon maupun mendatanginya secara langsung) semua jawabannya sama. Lembo ade pak, dokter spesialis kandungan sedang cuti,” kata Zakiyah dalam unggahannya.
Ia mengungkapkan kekesalannya karena jumlah dokter spesialis kandungan yang ada di seluruh rumah sakit pemerintah dan swasta di Bima sangat terbatas.
“Atau kalau stoknya lebih dari satu orang, lalu kenapa tidak diatur waktu cutinya sehingga paling tidak ada yang harus disiagakan untuk mengantipasi kondisi pasien gawat dan darurat,” ujarnya.
Kondisi seperti ini, sambungnya, tidak harus terjadi karena benar-benar mengabaikan hajat hidup masyarakat juga tidak mengindahkan hak asasi manusia (HAM).
“Karena urusan melahirkan adalah perkara yang menyangkut hidup atau matinya ibu dan juga calon bayi. Kondisi seperti ini pula sekaligus menunjukkan betapa manajemen administrasi RS di daerah kita tercinta terlihat tidak tertib,” tandas Zakiyah.
Oleh sebab itu, menurut Zakiyah, pemerintah daerah kabupaten/kota Bima harus mengatensi khusus terkait kebutuhan masyarakat yg sangat prinsipil ini.
“Keberadaan dokter yang selalu siap dan siaga adalah harapan besar masyarakat. Para dokter tidak semestinya dibiarkan untuk mengedepankan kepentingan pribadi lalu kemudian mengabaikan tugas dan tanggungjawabnya,” tegasnya.
Klarifikasi RSUD Bima
Menganai hal tersebut, pihak Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) Bima memberikan klarifikasi. Direktur RSUD Bima drg. H. Ihsan, MPH mengaku, pada saat kejadian, beberapa dokter kandungan tidak dapat hadir karena alasan tertentu.
“dr. I Gusti Nyoman Tri Sulaksana, Sp.OG (K) sedang merayakan Hari Raya Nyepi, sementara dr. Anna Sofyana, M.Kes., Sp.OG sedang mengikuti kegiatan pendidikan atau sekolah untuk pengembangan kompetensinya,” sebutnya dalam keterangan tertulis, Minggu, 30 Maret 2025.
Selain itu, lanjut Ihsan, dr. H. Khairil, Sp.OG mengalami kelelahan setelah menjalani periode tugas yang cukup panjang. Ia membutuhkan waktu istirahat untuk menjaga kesehatannya.
“Kami sangat memahami betapa pentingnya pelayanan medis bagi ibu hamil, terutama dalam kondisi darurat seperti persalinan,” ujarnya.
Meskipun beberapa dokter tidak dapat hadir pada waktu tersebut, Ihsan ingin memastikan bahwa RSUD Bima selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik.
“Untuk itu, kami memiliki sistem rotasi dan penugasan dokter pengganti yang siap menangani kasus-kasus darurat,” ungkapnya.
Untuk pasien yang membutuhkan penanganan lebih lanjut, pihak keluarga bisa segera membawanya ke rumah sakit rujukan terdekat. Seperti RS H. L. Manambai Sumbawa, RSUD Dompu, atau RSUD Sumbawa, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan medis pasien.
“Kami juga ingin menegaskan bahwa manajemen RSUD Bima terus berkomitmen untuk meningkatkan pengelolaan tenaga medis. Termasuk pengaturan jadwal cuti dan rotasi tugas, untuk menghindari kekosongan tenaga medis yang dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan,” cetusnya.
Menurut Ihsan, pihaknya sangat menghargai masukan dan kritik yang publik berikan. Hal ini akan menjadi bahan evaluasi bagi pihak rumah sakit untuk terus memperbaiki kualitas layanan yang ada.
“Kami berterima kasih atas perhatian dan dukungannya. Kami akan terus berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, serta memastikan bahwa pasien dapat menerima perawatan yang mereka butuhkan. Baik di RSUD Bima maupun rumah sakit rujukan yang ada,” pungkasnya. (*)