Mataram (NTBSatu) – Berdasarkan data dari Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS), terdapat sebanyak 732 kasus rabies yang tersebar di Kabupaten/Kota se-NTB. Jumlah tersebut terhitung per Januari-September 2024.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Muhamad Riadi menyebutkan, dari total kasus tersebut, Kabupaten Sumbawa menjadi daerah terparah yang terinfeksi virus rabies.
Tercatat, sebanyak 500 kasus gigitan di Sumbawa. Kemudian, Bima sebanyak 147 kasus, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) 61 kasus, dan Dompu 24 kasus.
“Untuk pulau Lombok, sampai saat ini memang masih tidak ada kasus, masih aman. Tapi dia (Lombok) termasuk daerah terancam rabies. Karena, kita berada di tengah-tengah pulau Sumbawa yang sudah terinfeksi. Bali juga demikian, sehingga kewaspadaan kita tinggi,” ujar Riadi kepada NTBSatu pada Jumat, 25 Oktober 2024.
Riadi mengungkapkan, penyebab banyaknya kasus rabies adalah karena gigitan dari hewan pembawa virus rabies. Seperti, anjing dan kucing. Untuk itu, ia menekankan pentingnya pengawasan dalam lalu lintas hewan-hewan tersebut. Terutama, hewan dari Pulau Bali dan Sumbawa, ke Pulau Lombok.
Kemudian, banyaknya kematian akibat rabies, karena pengabaian masyarakat terhadap gigitan hewan-hewan tersebut. Oleh karena itu, satu-satunya pencegahannya adalah vaksinasi, baik kepada hewan pembawa rabies, maupun manusia yang telah terkena gigitan.
“Saat terjadi gigitan pada manusia, harus segera diberikan vaksin anti rabies. Karena, kalau sudah sampai masuk ke otak itu virusnya, sudah tidak bisa ditolong,” jelasnya.
Selain vaksinasi, bentuk pencegahan lain juga membentuk kader-kader di setiap desa untuk melakukan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat terkait rabies.
Meskipun saat ini, NTB masih terbatas terkait ketersediaan vaksin anti rabies dan anggaran. Namun, Riadi berharap adanya sasaran pemberian vaksin anti rabies kepada anjing liar.
“Kita sarankan untuk petugas peternakan yang kita punya, yang anjing liar yang tidak bertuan itu dulu kita vaksin, karena itu yang berbahaya,” pungkasnya. (*)
Berita ditulis oleh Khaera, peserta magang jurnalistik di NTBSatu.