
Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, mencatat sekitar 500 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir akibat cuaca ekstrem selama sepekan terakhir.
Beberapa wilayah yang terdampak banjir antara lain, Lingkungan Babakan, Abian Tubuh, Gedur, Pagutan, Karang Buaya, Pagutan Timur, Karang Pule, BTN Kopajali, dan Lingkungan Mapak.
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Irwan Rahadi mengungkapkan, ketinggian air bervariasi di tiap lokasi.
“Di Gedur kemarin air sempat setinggi paha orang dewasa, tapi sudah mulai surut sekarang,” ujarnya, Rabu, 12 Februari 2025.
Meski demikian, Irwan memastikan tidak ada warga yang dievakuasi akibat banjir ini.
Sebelumnya, Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana pada Selasa, 11 Februari 2025 turun langsung ke lokasi banjir yang terdampak parah.
Beberapa titik yang menjadi fokus pemantauan adalah Jalan Dr. Soedjono, Lingkungan Kopajali, serta daerah di sepanjang aliran sungai besar.
Saat tinjauan, Mohan melihat langsung bahwa genangan air masih tinggi dan sungai-sungai besar meluap hingga merendam permukiman warga.
“Volume air masih cukup tinggi. Sungai-sungai besar juga meluap, ini mengkhawatirkan,” katanya.
Dari hasil pemantauan, penyumbatan saluran air akibat sampah menjadi salah satu faktor utama yang memperparah banjir.
Selain itu, gelombang laut yang tinggi menghambat aliran air menuju laut, menyebabkan genangan kembali ke permukiman.
“Hampir semua kali dan sungai meluap. Ditambah gelombang laut besar, air tidak bisa mengalir ke laut dan malah kembali ke pemukiman,” jelas Mohan.
Di samping itu, Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan agar sistem drainase dapat berfungsi optimal.
“Bencana ini bukan hanya soal cuaca, tetapi juga kebiasaan kita dalam mengelola sampah. Jika drainase bersih, risiko banjir bisa berkurang,” tandasnya. (*)