Kabupaten Bima

Banjir dan Tanah Longsor di Bima Hantam 12 Desa, 6.623 Jiwa Terdampak

Mataram (NTBSatu) – Kabupaten Bima kembali dihantam banjir dan tanah longsor. Bencana alam tersebut terjadi pada Senin, 20 Januari 2025 sekitar pukul 22.30 Wita.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, Nurul Huda menyampaikan, bencana banjir dan tanah longsor tersebut menghantam 12 desa dari 8 kecamatan. Akibatnya, 2.318 Kepala Keluarga (KK) atau 6.623 Jiwa terdampak.

“Bencana tersebut akibat terjadi hujan sedang hingga lebat, disertai kilat atau petir dan angin kencang. Kondisi ini berlangsung hingga pukul 14.45 Wita,” jelas Huda, Selasa, 21 Januari 2025.

Huda menjelaskan, secara umum, penyebab banjir tersebut akibat meluapnya air sungai. Hujan deras, mengakibat sungai di masing-masing wilayah tidak mampu menahan debit air yang mengalir. Sehingga meluap ke permukiman warga, jalan raya, hingga lahan pertanian.

“Rata-rata, luapan air setinggi lutut orang dewasa, sekitar 30 centimeter – 60 centimeter,” jelas Huda.

IKLAN

Untungnya, lanjut Huda, tidak ada korban jiwa atas bencana tersebut. Sementara jenis dan jumlah kerugian masih dalam pendataan.

“Tidak ada korban jiwa dalam insiden in. Juga tidak warga yang mengungsi,” bebernya.

Rincian Daerah Terdampak

Adapun delapan kecamatan terdampak, antara lain Kecamatan Woha, meliputi empat desa. Yaitu Desa Pandai, sebanyak 147 KK atau 441 Jiwa terdampak. Selanjutnya, Desa Risa tidak ada yang terdampak. Desa Dadibou sebanyak 691 KK atau 2.073 jiwa terdampak. Terakhir, Desa Penapali tidak ada korban terdampak.

Selanjutnya, Kecamatan Sanggar dengan satu desa terdampak, yaitu Desa Sandue. Jumlah terdampak sebanyak 61 KK atau 183 jiwa.

Kemudian, Kecamatan Palibelo, meliputi dua desa. Yaitu, Desa Teke dengan jumlah terdampak sebanyak 772 KK atau 2.316 jiwa. Selanjutnya, Desa Belo dengan 309 KK atau 969 jiwa terdampak.

Setelah itu, Kecamatan Monta, meliputi dua desa. Yaitu Desa Sakuru dengan 137 KK atau 437 jiwa terdampak. Kedua, Desa Baralau tidak ada korban terdampak.

Lalu, Kecamatan Bolo, meliputi dua desa. Yaitu Desa Leu, sebanyak 300 KK atau 900 jiwa terdampak. Sementara Desa Rato tidak ada korban terdampak.

Terakhir, bencana tanah longsor di Kecamatan Belo. Desa terdampak adalah Desa Renda dengan 1 KK atau 4 Jiwa terdampak. (*)

Muhammad Yamin

Jurnalis Pemerintahan & Politik

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button