Mataram (NTBSatu) – Sebuah video yang menampilkan kondisi SD Negeri 078481 Uluna’ai Hiligo’o di Dusun III, Desa Laowo Hilimbaruzo, Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias, viral di media sosial.
Video tersebut memperlihatkan keluhan para siswa, tentang guru yang jarang hadir mengajar di sekolah mereka.
Salah satu siswa menyatakan, kondisi ini berlangsung lama. Bahkan, ada momen di mana selama satu bulan penuh, tidak ada guru yang masuk mengajar.
“Lihat, tidak ada satu pun guru. Sampai sebulan juga pernah tidak ada,” ujar siswa SD di Nias tersebut dalam video yang NTBSatu kutip, Senin, 20 Januari 2025.
“Kalau pun ada yang datang, itu hanya untuk membunyikan lonceng, tetapi tidak masuk mengajar,” tambahnya.
Akses Sulit Jadi Penyebab
Menanggapi kondisi tersebut, Sekretariat Kabinet Republik Indonesia langsung melakukan pengecekan ke lokasi pada 19 Januari 2025 lalu. Dari hasil kunjungan, terungkap bahwa akses menuju sekolah menjadi penyebab utama jarangnya guru masuk.
Sekolah ini hanya bisa diakses melalui jalan kecil yang terjal, terdiri dari tanah dan bebatuan. Perjalanan menuju sekolah mengharuskan guru dan warga melewati 13 sungai tanpa jembatan.
Kondisi ini mempersulit mobilitas, karena jalan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan, termasuk sepeda motor.
“Jarak dari desa induk ke sekolah sekitar 8,5 kilometer, dengan waktu tempuh mencapai 3 jam,” terang laporan Sekretariat Kabinet, Senin, 20 Januari 2025.
Sekretariat Kabinet mendorong beberapa langkah untuk mengatasi persoalan ini, seperti pembangunan mess guru di dekat sekolah agar pengajar tidak harus menempuh perjalanan jauh. Selain itu, pemberian tunjangan dana khusus bagi guru yang bertugas di wilayah terpencil juga menjadi fokus.
Kemudian, pembuatan jembatan penyeberangan dan peningkatan akses listrik menjadi rekomendasi penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut.
“Selanjutnya akan (kami) koordinasikan dengan instansi terkait,” tutup Sekretariat Kabinet.
Dalam video tersebut, terlihat fasilitas sekolah sangat memprihatinkan. Video itu menunjukkan ruangan kelas dengan meja dan kursi tua, sebagian besar berdebu dan tidak terawat.
Tidak ada kehadiran guru maupun aktivitas belajar yang terlihat, memperkuat gambaran kondisi suram pendidikan di sekolah ini. (*)