Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota Rotterdam, Belanda mengembalikan dua patung singa bersayap, yang merupakan harta karun Lombok ke Pemerintah Indonesia. Pengembalian ini bersamaan dengan 270 benda bersejarah lainnya.
Penyerahan benda tersebut berlangsung di Museum Nasional Indonesia, Senin, 16 Desember 2024. Turut hadir Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Marc Gerritsen dan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.
Mengutip keterangan resmi KBRI Den Haag Belanda, dua patung singa bersayap tersebut merupakan hasil rampasan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL), saat melawan Kerajaan Mataram-Cakranegara dalam Perang Lombok 1894.
Patung-patung itu memiliki fungsi sebagai pelindung dalam arsitektur Istana Kerajaan, dan selama 130 tahun berada di Wereldmuseum Rotterdam.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk melestarikan, mempromosikan, dan melindungi keberagaman budaya Indonesia yang kaya.
“Peristiwa ini menunjukkan semakin mendalamnya kemitraan budaya antara kedua negara kita. Sambil terus menjalankan tanggung jawab penting, untuk melindungi dan merebut kembali warisan bersama kita,” katanya dalam keterangan resmi Kementerian Kebudayaan, Selasa, 17 Desember 2024.
Dengan kembalinya benda budaya dari Belanda, Indonesia diingatkan untuk tanggung jawab bersama dan tidak hanya untuk melestarikan.
“Ke depan, kita berharap dapat memperdalam kerja sama dengan Belanda dan negara- negara lain di bidang repatriasi. Untuk itu, saya mengusulkan pembentukan satuan tugas bersama yang akan mengawasi upaya repatriasi. Termasuk pelestarian artefak, penelitian asal-usul, logistik, pameran, dan pengelolaan etis warisan budaya,” pungkas Fadli Zon.
Sebelumnya pada tahun 2023, Pemerintah Belanda juga telah mengembalikan 335 harta karun Lombok kepada Pemerintah Indonesia.
Adapun jenis benda-benda dari harta karun Lombok itu, yakni kotak tembakau berbahan emas, perak, atau bertatahkan batu mulia. Kemudian, perhiasan, gagang keris, koleksi mangkuk berbahan perak yang ditempa.
Selanjutnya, gelas-gelas perak, sendok, dan perlengkapan menyirih yang juga berbahan perak. Serta, cincin indah berbahan emas dan bermata batu rubi oval, berwarna merah keunguan. (*)