Mataram (NTBSatu) – Beberapa tahun ke depan, Indonesia dikhawatirkan berhadapan dengan masalah ketahanan pangan nasional. Pemerintah pusat pun menginstruksikan seluruh pihak ikut terlibat mengantisipasi ancaman tersebut.
Salah satu yang sudah mulai bergerak adalah Pemerintah Desa (Pemdes) Perampuan, Lombok Barat. Mereka menjalankan program ketahanan pangan, bahkan sejak sebelum instruksi Presiden RI Prabowo Subianto.
“Pemdes sudah ada program itu yang 20 persen terkait program ketahanan pangan,” kata Kepala Desa Perampuan, HM Zubaidi beberapa waktu lalu.
Langkah pertama yang Zubaidi lakukan adalah mengajak masyarakat bertani. Salah satunya membudidayakan tanaman melon. Alasannya memilih buah tersebut karena penanamannya tidak membutuhkan waktu yang lama. Hasilnya pun pihaknya rasa lebih maksimal.
Dari hasil melon itu kemudian dijual kembali ke kalangan masyarakat. Pasarnya adalah warga Perampuan itu sendiri.
Selain buah melon, pemerintah desa juga meminta masyarakat menanam pepaya dan cabai. Zubaidi menyebut, pihaknya memberikan masing-masing rumah dengan 300 bibit cabai.
Ratusan bibit cabai itu mereka peroleh dari Dinas Pertanian. Kemudian disalurkan melalui kelompok tani. Alasannya memilih cabai menyusul harganya yang kian melonjak.
“Kita juga bangun kelompok termasuk KWT (kelompok wanita tani), mereka itu lah yang membagi (bantuan ke masyarakat),” ujar Kepala Desa.
Perbaikan Gizi Masyarakat
Sekali dayung dua pulau terlampaui. Prinsip itu yang Zubaidi dan teman-temannya gunakan. Selain ketahanan pangan, hasil pertanian itu juga dihajatkan untuk perbaikan gizi masyarakat. Penyalurannya melalui kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT) posyandu.
“Jadi dari posyandu membeli hasil pertanian dengan harga standar yang sudah masyarakat tetapkan,” ucapnya.
Seluruh modal yang pemdes berikan ke masyarakat menggunakan anggaran desa. Dengan adanya program itu, lanjut Zubaidi, uang dana desa mutar dan masyarakat bisa menikmatinya.
Setiap tahunnya Pemdes Perampuan menyalurkan sekitar Rp300-an juta untuk menjalankan program pertanian tersebut. Tak hanya itu, uang ratusan juta tersebut mereka gunakan untuk honor kader posyandu, meningkatkan fasilitas, dan akanan tambahan bagi masyarakat kategori lansia.
Tahun 2025 mendatang, desa juga menyiapkan lahan seluas 4 hektare yang akan masyarakat gunakan untuk melaksanakan program ketahanan pangan nasional. Zubaidi mengaku pihaknya telah merencanakan lahan tersebut ke depannya juga akan menjadi destinasi wisata desa.
“Kita juga ada rencana mengekspor ke luar daerah atau luar negara. Tapi saat ini kita fokus dulu untuk di desa,” ujar Kades yang kini sedang menunggu terbit buku perdananya tentang pengelolaan desa. (*)