Mataram (NTBSatu) – Mantan atlet wushu nasional, Lindswell Kwok menyuarakan keprihatinannya terhadap ketimpangan perhatian pemerintah terhadap para atlet di Indonesia.
Lewat unggahan di akun Instagram pribadinya, Lindswell menyoroti kebijakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang memulangkan atlet muda wushu dari Pelatnas karena alasan efisiensi anggaran.
Sebagai salah satu legenda wushu Indonesia yang telah menyumbang banyak prestasi, Lindswell mengaku kecewa.
Ia mengungkapkan, para atlet muda tersebut sudah meninggalkan sekolah dan keluarga selama delapan bulan untuk mengikuti Pelatnas Youth Olympic Games 2026. Namun, pemerintah malah memulangkan mereka begitu saja setelah pembubaran Pelatnas melalui rapat Zoom pada akhir Maret.
“Kemenpora memanggil anak-anak ini untuk datang ke Pelatnas. Mereka mengorbankan sekolah untuk fokus di pelatnas tapi tiba-tiba dipulangkan?,” tulis Lindswell Kwok.
Menurut Lindswell, kebijakan ini menunjukkan adanya ketimpangan perlakuan terhadap cabang olahraga (cabor) yang kurang populer. Ia mengkritik pemerintah yang hanya fokus mendukung cabor memiliki banyak penggemar, seperti sepak bola.
“Di masa efisiensi, di mana cabor lain dicuekin. Cabor yang terkenal dan banyak peminat diperhatikan,” katanya.
Dan ini cuma salah satu, lanjut Lindswell, dari sekian banyak hal yang cabor-cabor unggulan alami tapi enggak seterkenal bola.
Sebut Alokasi Anggaran Tidak Merata
Lindswell juga menyinggung soal alokasi anggaran negara yang tidak merata. Ia mengungkapkan, sepak bola menerima dana hampir Rp200 miliar, sementara cabor lain hanya memperoleh Rp10 miliar hingga 30 miliar.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, bahwa pemerintah memang telah mengucurkan dana besar untuk mendukung tim nasional dan kompetisi sepak bola nasional.
“Saya selalu bilang kalau kita mau semua tim nasional kita jalan. Putra-putri, U17, U20, semua, futsal, bola pantai. Dan juga kita bisa menggulirkan kompetisi nasional Suratin, Pertiwi. Kita perlu 1 T (triliun),” ujar Erick dalam Kongres Biasa PSSI 2025, Rabu, 4 Juni 2025.
“Hari ini kita sudah 750-an, 200 dari pemerintah sisanya kita, organize sendiri dari sponsor dari TV,” tambahnya.
Kritik semakin ramai publik perbincangkan, setelah muncul kabar para pemain Timnas Indonesia mendapatkan hadiah jam tangan mewah Rolex dari Presiden Prabowo Subianto.
Hadiah tersebut terungkap lewat unggahan Instagram Story salah satu pemain, Justin Hubner dan menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Meski begitu, Lindswell menegaskan, kritiknya bukan untuk para atlet sepak bola maupun penggemarnya. Ia menegaskan, kritik ini murni kepada pemerintah agar lebih adil dalam memberikan perhatian dan dukungan kepada semua cabor, tanpa terkecuali.
“Dan ini kritik untuk pemerintah bukan ajang untuk berdebat sesama rakyat. Yang kita harapkan adalah kemajuan di segala sektor, segala bidang, dan ini bidang andalan aku, olahraga,” tulis Lindswell.
“Sudah kewajiban aku sebagai orang yang berkecimpung di dunia olahraga untuk speak up dan sekali lagi ini untuk pemerintah. Bukan untuk fans atau atlet tertentu,” pungkasnya. (*)