Ekonomi Bisnis

Wamendag Upayakan UMKM NTB Tembus Pasar Internasional

Mataram (NTBSatu) – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri akan mengupayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia, termasuk NTB bisa tembus pasar internasional.

Ia menyampaikan, agar UMKM bisa eksis di pasar Internasional, pihaknya memberikan pelatihan kepada 600 UMKM se-Indonesia, termasuk di NTB. Dengan target jangka pendek 100 UMKM bisa tembus pasar internasional di triwulan pertama tahun 2025.

“Untuk jangka pendek kita harap 100 UMKM bisa ekspor, syukur-syukur bisa lebih dari itu,” kata Dyah usai memberikan kuliah umum di Universitas Mataram, Jumat, 13 Desember 2024.

Ia berharap, ke depan UMKM di seluruh penjuru Indonesia lebih memahami digital marketing. Tujuannya, agar memudahkan pemasaran dan branding produk-produk UMKM.

Karena itu, lanjut Dyah, Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu potensi yang harus dioptimalkan untuk mengembangkan UMKM. Sehingga dapat memperkuat pasar dalam negeri, memperluas pasar luar negeri, termasuk meningkatkan ekspor UMKM.

“Kami di Kementerian Perdagangan telah menyediakan website Inaexpor untuk memudahkan para UMKM dalam memasarkan produk,” tutur Dyah.

Menurutnya, kondisi Indonesia yang sedang menghadapi fase bonus demografi, sangat berpotensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya pelaku UMKM.

Sebanyak 68 persen dari jumlah penduduk Indonesia berasal dari kalangan produktif yakni usia 16 sampai 65 tahun. Sehingga bisa memberikan kesempatan penuh untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi nasional.

“InsyaaAllah pemuda-pemudi NTB bisa memaksimalkan momentum ini agar kemudian bisa berkontribusi dengan cara masing-masing,” ujar Dyah.

Sebagai informasi, salah satu masalah yang dihadapi pelaku UMKM di NTB untuk memasarkan produknya di pasar internasional adaalah terkait administrasi. Namun, kata Dyah, persoalan ini merupakan hal yang wajar. Sebab, tiap-tiap negara memiliki prosedur ketika hendak menerima barang inpor.

“Semua itu ada. Suka tidak suka setiap negara pasti punya standar, jadi bagaimana UMKM Indonesia bisa berdaya saing dan fullfill standar-standar itu,” pungkasnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button