ADVERTORIALDiskominfotik Sumbawa

Sediakan Paket Wisata Hiu dan Kekayaan Alam Jadi Strategi Gaet Wisatawan ke Pulau Moyo

Mataram (NTBSatu) – Camat Labuhan Badas dan Kepala Desa Labuhan Haji membersamai Pjs Bupati Sumbawa, Dr. Najamuddin Amy bersama rombongan Forkompimda saat mengunjungi Pulau Moyo dan Ai Mata Jitu.

Kades Labuhan Haji Sofyan menyampaikan pada tahun ini, mereka merasakan kunjungan wisatawan ke Pulau Moyo sudah mulai high class.

Para tamu yang datang sebagaian besar tak hanya menginap selama satu malam saja. “Ini adalah pengaruh dari penerbangan Denpasar Sumbawa,” katanya, Kamis, 21 November 2024.

Tak hanya itu, meningkatnya wisatawan yang datang juga karena pengaruh keberadaan hiu paus. Sofyan menyebut, program pihaknya di pulau wisata ini adalah menjual paket Wisata Hiu Paus Labuhan Jambu, Obyek Wisata Ai mata Jitu, Diving.

“Ini untuk wisatawan lokal maupun mancanegara,” terangnya.

IKLAN

Ke depannya, sambung kades, pihaknya berencana membuka spot-spot lain. Tujuannya, agar para tamu lebih lama menginap.

“Jadi bisa long time, sehingga pendapatan ekonomi masyarakat di pulau moyo ini menjadi meningkat,” ujarnya.

Karenanya, Pemdes Labuhan Haji berharap dukungan pemerintah dan semua pihak untuk memajukan dunia pariwisata di Pulau Moyo.

“Terima kasih banyak kepada Pjs Bupati Sumbawa yang sudah berkunjung beserta rombongan di Labuan Haji,” tutup Sofyan.

Ikon Wisata Kabupaten Sumbawa

Sementara Kepala Dispopar Kabupaten Sumbawa, Dr. Dedy Heriwibowo menyampaikan, Pulau Moyo sudah menjadi ikon wisata Kabupaten Sumbawa. Apalagi adanya perpaduan dengan whale shark, kemudian atraksi yang ada di daratan Pulau Sumbawa, yaitu pacuan kuda dan karapan kebo.

“Ini yang menjadi daya tarik wisata mancanegara,” jelasnya.

Di samping itu, sambung Dedy, ke depan bakal adanya penyelenggaraan Sail Indonesia. Hal itu nantinya akan berdampak Pulau Moyo.

“Karena mereka sebelum ke Sumbawa, mereka berhenti dulu di sini dua sampai tiga hari. Mereka merasa sangat senang di labuhan haji jadi itu bisa berdampak signifikan,” cetusnya.

Menurutnya, yang tidak kalah penting dan menjadi tantangan adalah menjaga kelestarian Pulau Moyo.

Ia menjelaskan, di Pulau Moyo ini sudah terbentuk komunitas ranger untuk menjaga kelestarian burung kakatua jambul kuning, yang juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan.

“Burung kakatua jambul kuning ini ini sangat tergantung dari habitat yang ada di sini. Kalau habitatnya rusak, tempatnya juga tusak karena perladangan yang tidak terkendali dan seterusnya. Ini juga bisa merugikan wisatawan dan masyarakat,” katanya mengingatkan. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button