Lombok Timur

19 Anak SD di Lombok Timur Diduga Keracunan Es Krim Stik, BPOM Turun Tangan

Lombok Timur (NTBSatu) – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram, tengah menelusuri peredaran es krim stik yang diduga menjadi penyebab keracunan puluhan anak sekolah dasar di Lombok Timur.

Kasus ini mencuat setelah sejumlah siswa di SDN 5 Lendang Nangka Utara jatuh pingsan usai mengkonsumsi es krim stik tersebut.

Kepala BBPOM Mataram, Yosef Dwi Irwan menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur terkait kejadian tersebut.

“Kami sudah menerima informasi bahwa memang ada keracunan di SDN 5 Lendang Nangka Utara setelah anak-anak mengkonsumsi es krim stik. Jumlahnya sekitar 19 anak,” ujar Yosef, Rabu, 20 November 2024.

Saat ini, sampel es krim tersebut telah pihaknya kirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi NTB untuk pengujian lebih lanjut.

Yosef menambahkan, bahwa berdasarkan informasi yang pihaknya peroleh, produk es krim tersebut terdaftar dengan nomor registrasi PIRT 216337601464-22.

Namun, menurutnya, produk beku seperti es krim seharusnya terdaftar di BPOM, bukan PIRT.Mmengingat risiko yang lebih tinggi terkait produk tersebut.

“Produk beku, termasuk es krim, harus terdaftar di BPOM dan tidak boleh menggunakan PIRT karena tingkat resikonya,” katanya.

Nomor PIRT Tidak Terdaftar

Pihaknya juga mencatat bahwa nomor PIRT yang tertera pada kemasan es krim tidak terdaftar, yang menambah kecurigaan terhadap keamanannya.

Yosef mengungkapkan, kemasan es krim tersebut juga dijual secara bebas melalui platform online. Sehingga, menunjukkan kemungkinan bahwa produk tersebut diproduksi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Serta, tidak mengikuti prosedur produksi pangan yang benar.

BBPOM Mataram sedang melakukan koordinasi untuk melacak sumber peredaran es krim tersebut, dan mengidentifikasi apakah produk ini aman untuk dikonsumsi.

“Kami sudah telusuri asal es krim ini, tapi pihak kios yang menjual mengaku membeli dari pedagang keliling. Dia mengaku pertama kali beli, sehingga masih terputus sekarang rantai pencariannya,” jelas Yosef.

Untuk mencegah kejadian serupa, ia menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat dalam mengawasi keamanan pangan.

BBPOM Mataram telah menginisiasi beberapa program nasional keamanan pangan, seperti Desa Pangan Aman, Pasar Aman Berbasis Komunitas. Kemudian, Intervensi Sekolah dengan Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS) Aman.

Dengan langkah-langkah tersebut, harapannya masyarakat dapat lebih waspada dan memastikan produk pangan aman bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak.

“Kami sangat mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membeli produk makanan. Terutama yang beredar di platform online, yang mungkin proses produksinya tanpa pengawasan yang memadai,” tambahnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button