Mataram (NTB) – Kesejahteraan guru honorer atau guru tidak tetap (GTT) menjadi salah satu topik dalam Debat Perdana Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Rabu, 23 Oktober 2024.
Guru honorer menerima honorarium atau gaji berdasarkan jumlah jam pelajaran yang diampunya. Besaran gajinya mereka mengikuti ketentuan daerah maupun pihak sekolah. Sebagai contoh, gaji guru honorer di Kota Mataram sebesar Rp1,5 juta setiap bulan per Januari 2024. Angka ini merupakan hasil dari kebijakan Pemkot Mataram yang menaikkan gaji 3.576 pegawai honorer.
Namun, ada juga yang hanya menerima Rp300 ribu hingga Rp1 juta dalam jangka waktu yang tidak tentu.
Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur NTB nomor urut 1 Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin (Rohmi-Firin) menilai gaji yang mereka terima masih belum layak dan berjanji akan lebih menjamin kesejahteraan guru honorer jika terpilih nanti.
“Kami mendorong mereka agar bisa mengejar sertifikasi. Guru honorer juga akan kami perhatikan dari sisi kesehatannya,” kata Rohmi saat debat perdana Pilgub NTB di Lombok Raya Hotel, Rabu, 23 Oktober 2024.
Iamengatakan, bahwasanya guru tidak tetap ini tidak hanya bekerja di sekolah negeri, tetapi juga banyak mengajar di sekolah swasta. Karenanya, Rohmi-Firin akan mendorong mereka untuk berproses hingga menjadi PPPK.
Rohmi juga menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, lantaran ada perbedaan kewenangan di tiap tingkat pemerintah.
Di mana kabupaten/kota mengurusi Guru SD-SMP sedangkan Guru SMA merupakan tanggungjawab pemerintah provinsi. “Kami berkomitmen untuk duduk bersama juga dengan pemerintah kabupaten/kota karena kewenangan kita berbeda soal pendidikan ini,” tukasnya. (*)