ADVERTORIAL

Ketua Sementara DPRD NTB Terima Kunjungan Kerja Lapangan Fisip Unnes

Mataram (NTBSatu) – Sebanyak 178 Mahasiswa dan 10 Dosen Fisip Universitas Negeri Semarang (Unnes) melakukan Kunjungan Kerja Lapangan (KKL) ke Kantor DPRD Provinsi NTB, Rabu, 11 September 2024.

Ketua Sementara DPRD Provinsi NTB, Baiq Isvie Rupaeda bersama beberapa jajarannya menyambut kedatangan rombongan sekitar pukul 10.00 Wita. Mereka pun melakukan diskusi ringan terkait potensi wisata dan pergerakan ekonomi di NTB.

“Kami menyambut dengan tangan terbuka kegiatan kunjungan ini. Tentunya brain storming antara pembuat kebijakan dengan para akademisi ini menjadi salah satu hal yang harus dilakukan untuk membuka cakrawala baru bagi kedua belah pihak,” ucap Isvie.

Sementara itu, Ketua Pelaksana KKL Prodi Ilmu Politik Fisip Unnes, Wahyu Dewanto menyebut, kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari. Mulai tanggal 10 dan 11 September 2024.

“Agenda kunjungan meliputi beberapa destinasi, antara lain Kampung Tenun Sukarare, Desa Sasak Ende, Sirkuit Mandalika. Dan sebagai puncak acara, Kami melakukan kunjungan ke DPRD NTB. Selain itu, Kami juga akan menyempatkan diri untuk menikmati keindahan pantai-pantai yang ada di Lombok,” jelasnya.

Kunjungan Pertama ke Lombok

Wahyu menyebut, ini merupakan kali pertama Prodi Ilmu Politik Fisip Unnes melakukan kunjungan ke NTB, khususnya ke Pulau Lombok.

Menurutnya, Lombok sebagai salah satu daerah yang menawarkan paket komplit. Mulai dari kekayaan sosial budaya hingga keindahan alamnya. Hal ini ibarat laboratorium hidup yang sangat menarik untuk dipelajari aspek kehidupan masyarakatnya, baik dari perspektif sosial maupun pariwisata.

Selain itu, menjelang pesta demokrasi daerah 27 November mendatang, dinamika politik di daerah memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi dan sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut.

“Keberagaman suku, agama, dan budaya yang begitu kaya menjadi salah satu karakteristik unik Provinsi NTB. Ini merupakan potensi yang sangat besar dalam membangun kekuatan politik. Namun juga menjadi tantangan tersendiri bagi para calon pemimpin,” tambah Wahyu.

Keanekaragaman tersebut juga, menuntut para calon pemimpin untuk memiliki kemampuan komunikasi yang baik, toleransi yang tinggi, serta visi yang inklusif.

Ia memaparkan, kompleksitas sosial budaya yang ada di NTB memberikan peluang bagi para calon legislatif maupun eksekutif untuk membangun basis dukungan yang kuat.

Dalam konteks politik praktis, hal tersebut menjadi sumber kekuatan politik bagi para calon pemimpin.

“Ketika berhasil menyatukan berbagai kelompok masyarakat yang berbeda, seorang calon pemimpin akan memiliki basis dukungan yang solid dan sulit dikalahkan oleh lawan-lawan politiknya,” pungkas Wahyu. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button