Mataram (NTB Satu) – Nasib apes dialami empat mahasiswa yang jadi pengunjung tempat hiburan malam di Kota Mataram. Usai menikmati hiburan malam Sabtu 22 Oktober 2022, mereka diduga dikeroyok belasan orang hingga babak belur dan mengalami luka serius. Pelaku diduga petugas keamanan tempat hiburan di salah satu hotel di Kota Mataram.
Kejadian itu diungkapkan tim kuasa hukum korban Arif Kurniadin, SH, Rabu 26 Oktober 2022. Para korban berstatus mahasiswa ini berinisial MF, RA, RH, dan A. Semua korban berasal dari Bima yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Mataram.
“Klien kami mengalami luka yang serius akibat adanya dugaan tindakan penganiayaan itu. Kami sudah laporkan secara resmi ke Polda NTB,” tegas Arif Kurniadin.
Kronologi kejadian, awalnya mereka berkunjung ke salah satu hotel di Cakranegara yang menyediakan hiburan malam ala Night Club sekitar pukul 02.00 wita pada Sabtu 22 Oktober lalu.
Sekitar Pukul 03.00 wita, mereka pun beranjak keluar dari hotel. Tiga orang pulang duluan ke kos-kosan dengan membonceng satu kendaraan roda dua.
Sementara dua orang lainnya diikuti oleh belasan orang sampai di depan Indomaret Dasan Cermen dan diberhentikan paksa dari kendaraannya. Mereka diduga langsung dipukuli tanpa adanya alasan yang jelas.
“Mirisnya lagi salah satu terduga pelaku diduga sempat mengancam klien kami, dugaanya pakai pistol sambil ditanya di mana kontrakannya,” ujar Arif mengutip keterangan korban.
Para korban tanpa ampun dihajar di depan ritel tersebut hingga mengalami luka lebam di wajah dan anggota tubuhnya. Layaknya genster, usai menghabok kliennya, pelaku yang diperkrakan berjumlah 15 orang ini memaksa korban masuk ke dalam mobilnya. Mereka lantas dipaksa menunjukan tempat kos-kosan untuk mencari tiga orang mahasiswa lainnya.
Sesampai di tempat kontrakan mereka, dua korban lainnya jadi sasaran amuk. Tanpa ampun dihajar dan dikeroyok di hingga babak belur. ini diduga dihajar habis-habisan hingga babak belur dan mengalami luka serius.
“Para terduga pelaku itu diduga menggunakan seragam kerja berwarna hitam dan diduga kuat seragam yang mereka kenakan itu adalah seragam Night Club LP (inisial). Jumlah mereka menurut pengakuan klien kami lebih dari 15 orang,” kata pria yang akrab disapa Gebi ini.
Usai mengalami tindakan penganiayaan, para korban dengan dibantu satu rekannya yang berhasil lolos dari aksi brutal tersebut langsung diantar ke RS Bhayangkara untuk dilakukan perawatan dan langsung divisum.
“Setelah melakukan visum , kami sudah melaporkan kasus dugaan penganiayaan dan dugaan kepemilikan senjata api ke penyidik Krimum Polda NTB. Dua orang klien kami juga sudah memberikan keterangan di hadapan penyidik,” cetusnya.
Pihaknya sangat berharap penyidik Polda NTB mengusut dan menangkap para terduga pelaku.
Setelah kejadian ini, muncul video diduga salah satu korban yang dipaksa mengaku dalam kondisi mabuk. Dalam video tersebut, korban MF mengaku sempat membuat gaduh di dalam hall buran malam tersebut dan dalam kondisi mabuk.
Terkait kejadian ini, Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol. Artanto masih dikonfirmasi terkait kejadian dan penanganan laporan tersebut. (MIL)