Lombok Timur (NTBSatu) – Penjabat (Pj.) Bupati Lombok Timur, M. Juaini Taofik menjelaskan kembali soal rencana kerja sama pihaknya dengan universitas Korea Selatan. Kerja sama tersebut untuk pembangunan desa pintar.
Taofik menyebut, rencana kerja sama tersebut masih pada fase penelitian wilayah.
“Masih proses penelitian. Mereka akan datang lagi di Oktober,” kata Taofik, Selasa, 10 September 2024.
Ia mengungkapkan, pembangunan desa pintar membutuhkan modal yang tidak kecil. Ia pun belum dapat memastikan jadwal eksekusi program tersebut.
“Perangkatnya tidak sederhana. Otomatis kan harus digitalisasi dan ada pengawasan desa dengan CCTV,” ucapnya.
Kendati, ia tetap optimis program tersebut dapat berjalan di Lombok Timur. Terlebih setelah Lombok Timur meraih predikat daerah dengan digitalisasi kedua terbaik di NTB dari Bank Indonesia.
Kerja Sama dengan Universitas Korea Selatan
Sebelumnya, Pemkab Lombok Timur telah melakukan Diskusi Kelompok Terarah (FGD) dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Muhammadiyah Jakarta dan INHA University, Korea Selatan pada 29 Agustus 2024 lalu.
Tujuan rencana kerja sama itu untuk pengembangan sektor pariwisata melalui pengembangan smart village atau desa pintar.
“FGD ini membahas upaya mendukung dan mempercepat pembangunan pariwisata yang mandiri dan berdaya saing di Lombok Timur. FGD yang berlangsung secara hybrid tersebut diikuti seluruh pimpinan OPD hingga Camat dan Kepala Desa,” ucap Taofik.
Taofik mengungkapkan, pemerintah pusat selalu mendorong pihaknya membangun pemerintahan berbasis elektronik. Termasuk, pembangunan smart village maupun smart city.
“Upaya tersebut adalah guna mengintegrasikan potensi pembangunan sumber daya,” tambah Taofik.
Sementara Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Jakarta, Evi Satisvi melakukan komparasi kondisi Lombok Timur dengan beberapa wilayah di Korea Selatan dengan menekankan kearifan lokal.
Kearifan lokal itu sebagai magnet meningkatkan kunjungan wisatawan dari mancanegara maupun nusantara.
“Saya mengharapkan pemerintah dan akademisi dapat memberdayakan masyarakat dan tata kelola sehingga mampu mandiri,” ujar Evi.
Director of Smart Governance and Policy INHA University, Seung Hwan Myeong menceritakan awal mula Pemerintah Korea Selatan membangun smart village. Sehingga, menurutnya Pemkab Lombok Timur dapat mengadaptasi langkah tersebut dengan mendorong pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan interaksi pemerintah dengan masyarakat. (*)