Mataram (NTBSatu) – Mendekati perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, biasanya sejumlah bahan pokok atau bapok mengalami kenaikan harga.
Menyikapi fenomena tersebut, Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram telah melakukan pengecekan lapangan guna memantau ketersediaan pangan dan mengantisipasi adanya potensi lonjakan harga.
Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida, menyebut pasokan bapok dalam kondisi stabil dan aman. “Menjelang hari raya biasanya telur, ayam, cabai, daging permintaannya tinggi,” katanya, Selasa, 27 Agustus 2024.
Apabila permintaan pada suatu barang tinggi, sambung Sri, secara hukum pasar maka terjadi kenaikan harga pada komoditas tersebut.
Karenanya, OPD terkait lainnya seperti Dinas Ketahanan Pangan, Bank Indonesia, Bulog juga secara rutin mengadakan operasi pasar murah (OPM) untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan di Kota Mataram menjelang perayan maulid Nabi Muhammad.
“Kemarin kan yang inflasi itu Cabai, pernah sampai hampir Rp80 ribu per kilogram. Tapi sekarang sudah normal,” ungkapnya.
Pantauan NTBSatu, beberapa pedagang bapok di Pasar Kebun Roek Ampenan, mayoritas tergolong berada pada harga normalnya.
Beras medium stabil di harga Rp13.000-14.000 per kilogram tergantung merk. Cabai merah besar dan kering masing-masing Rp30.000 dan Rp32.000 per kilogram. Cabai rawit merah Rp24.500 per kilogram.
Kemudian dari komoditas bawang-bawangan masih normal. Ada bawang merah Rp17.000 per kilogram. Bawang putih Rp40.500 per kilogram.
Lalu dari sektor perdagingan. Daging ayam terpantau turun, kini harganya Rp40.000 per kg. Sedangkan daging sapi Rp120.000 per kg.
Meninjau bapok hasil industri seperti gula dan minyak juga terpantau stabil bahkan cenderung turun. Gula Rp15.000 per kg dan Minyakkita Rp17.000 per liternya.
Kenaikan sedikit terjadi dari komoditas ikan tongkol yang kini diharga Rp26.000 per kilogramnya. Pedagang menyebut harga naik karena hasil tangkapan nelayan sedikit menurun.
Sementara itu, peningkatan harga tertinggi ada di komoditas telur ayam kampung, dari Rp60.000 menjadi Rp66.000 per kilogramnya lantaran stok di Kota Bima mengalami kekosongan. (*)