Mataram (NTBSatu) – Dosen Sastra dan Budaya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram (Unram), Prof. Dr. Nuriadi, SS., M.Hum., dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap, Jumat, 9 Agustus 2024.
Ia dikukuhkan bersama lima dosen Unram lainnya. Pengukuhan berlangsung di Ruang Sidang Senat Lantai III Gedung Rektorat oleh Rektor Unram, Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Nuriadi mengulas kontribusi tokoh Quaker dalam sejarah perjuangan Hak Asasi Manusia (HAM) di Amerika Serikat. Orasi ilmiahnya itu bertajuk “Pemikiran Tokoh Quaker dalam Memperjuangan Nilai Kemanusian (HAM) di Amerika Serikat: Tinjauan Sastra Interdisipliner”.
Ia mengatakan, para tokoh Quaker atau yang bernama resmi The Society of Friend itu memiliki keyakinan bahwa Tuhan selalu ada dan hidup di setiap hati sanubari manusia
Akibatnya, tokoh Quaker selalu mengedepankan pandangan dan sikap kesetararaan, kebebasan, keadilan dalam karyanya. Nilai-nilai itu merupakan prinsip dasar kemanusianaan HAM.
“Pandangan dan pemikiran tokoh Quaker ini saling sejalan dengan konsep “ünalienable rights”. Gagasan konsep tersebut tercetus tahun 1776, hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak memperoleh kebahagiaan. Ini merupakan cikal bakal lahirnya konsep HAM liberal di Amerika,” ungkapnya.
Sehingga, melalui pendekatan sastra interdisipliner tersebut, Prof. Nuriadi menyoroti bagaimana nilai-nilai kemanusian yang tokoh Quaker perjuangkan. Baik melaui karya sastra dan pemikiran sosial. Dengan menggambarkan bagaimana sastra dapat menjadi medium penting, dalam menyuarakan isu kemanusiaan.
Alhasil, dalam kesimpulannya, Prof. Nuriadi mengungkapkan, bahwa tokoh Quaker sangat konsisten melibatkan nilai kemanusiaan dalam karyanya. Sebab, terpengaruh oleh keyakinan ideologinya, yang berbeda dengan ajaran Kristen umumnya.
“Keyakinan ideologinya itu bernama Quakerisme, yakni dalam diri setiap manusia ada tuhan (Yesus Kristus), cinta kasih yang terus hidup. Maka, semua manusia terlepas dari perbedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, suku bangsa, dan lain-lain, harus dihormati dan setara di dalam masyarakat,” jelasnya.
Serta, menurut tokoh Quaker, tindakan perbudakan dan mendiskreditkan perempuan adalah bentuk pelanggaran HAM, karena melanggar cinta kasih Tuhan.
“Itu semua sangat sejalan dengan Universal Declaration of Human Rights yang digagas dan ditetapkan PBB di Paris, Prancis, 10 Desember 1948,” tambah Prof. Nuriadi.
Melalui orasi ilmiahnya juga, Prof. Nuriadi menawarkan teori kritik sastra interdisipliner dan contoh pengaplikasiannya dalam karya-karya tokoh Quaker Amerika.
Profil Prof. Nuriadi
Sebagai informasi, Prof. Nuriadi menjadi Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unram sejak tahun 2008. Sebelum di Unram, ia juga menjadi Dosen di Fakultas Ilmu Budaya UTY, Yogyakarta dari tahun 2001-2007.
Pria kelahiran Sengkol, Lombok Tengah itu meraih gelar Sarjana hingga Doktor di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Sebagai akademisi, Prof. Nuriadi telah mempublikasikan 14 buku, 10 artikel prosiding, 10 artikel jurnal ilmiah nasional. Untuk artikel jurnal internasional, ia telah menerbitkan 7 artikel scopus dan 9 artikel non-scopus. Sementara untuk pengabdian masyarakat, sebanyak 11 kegiatan. (*)