Mataram (NTBSatu) – Majunya peradaban suatu negara dapat terlihat melalui seberapa besar penduduknya memilki budaya baca buku. Menurut beberapa sumber, budaya gemar baca buku dapat memperkokoh suatu bangsa dalam segala aspek, di antaranya ekonomi, sosial, budaya, politik dan masih banyak lagi.
Melihat data dari CEO World Magazine, Amerika Serikat (AS) menjadi negara dengan penduduk yang paling banyak membaca buku di dunia pada 2024. Penduduk AS rata-rata membaca 17 buku per tahun dengan durasi membaca mencapai 357 jam tiap tahunnya.
India menyusul menempati posisi kedua dalam daftar ini. Penduduk India telah membaca 16 buku per tahun dengan durasi membaca 352 jam tiap tahun.
Selanjutnya, ada Britania Raya dengan penduduknya rata-rata membaca 15 buku per tahun dan durasi membaca 343 jam per tahun.
Adapun, penduduk Prancis dan Italia memiliki rata-rata membaca sebesar 14 buku dan 13 buku dalam setahun, dengan durasi masing-masing 332 jam dan 314 jam per tahunnya.
Kemudian, Kanada berada pada posisi keenam dengan penduduknya rata-rata membaca 12 buku per tahun yang menghabiskan waktu 257 jam.
Ada pula, Rusia yang penduduknya rata-rata membaca 11 buku per tahun dengan durasi membaca 223 jam tiap tahunnya.
Lalu, Australia pada posisi ke delapan, lantaran penduduknya rata-rata membaca 10 buku tiap tahun dengan durasi membaca 217 jam per tahunnya.
Dalam daftar ini, Indonesia berada di posisi ke-31 dari 102 negara. Penduduk Indonesia rata-rata membaca hampir 6 buku per tahun dengan durasi membaca 129 jam tiap tahunnya.
Di sisi lain, menurut CEO World Magazine, Afghanistan menjadi negara dengan penduduk yang paling sedikit membaca buku di dunia pada 2024.
Penduduk negara tersebut hanya membaca kurang dari 3 buku per tahun dengan durasi membaca 58 jam tiap tahunnya.
Manfaat Membaca Buku
Tidak hanya untuk memperkaya pengetahuan, manfaat membaca juga bisa meningkatkan kesehatan fisik serta mental. Sebab, membaca bagaikan olahraga untuk otak.
Dengan membaca, bisa mendalami karakter dan membayangkan beragam kondisi atau situasi. Hal ini merupakan salah satu tantangan yang baik untuk kesehatan otak.
Penelitian juga menunjukkan bahwa membaca melibatkan jaringan dan sinyal yang kompleks di otak. Semakin sering membaca, jaringan dan sinyal ini pun akan menjadi lebih kuat.
Selain itu, membaca buku juga dapat mengurangi risiko mengalami depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya. Salah satunya, dengan membaca buku fiksi karena dapat menjadi wadah pelarian positif dari stres dan masalah kehidupan dewasa.
Pasalnya, buku-buku ini menawarkan dunia yang berbeda di mana aturan-aturan dunia nyata sering tidak berlaku. Aktivitas ini, membuat merasakan kebebasan berimajinasi dan melupakan masalah di kehidupan nyata untuk sementara waktu. (*)