Daerah NTBLombok TimurPemerintahan

Kuota Pendakian Rinjani hingga 17 Agustus Sudah Penuh

Lombok Timur (NTBSatu) – Menjelang HUT Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024 mendatang, pemesanan tiket pendakian ke Gunung Rinjani, Lombok, semakin membeludak.

Bahkan pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menyebut kuota pendakian bulan Juli hingga 17 Agustus 2024 sudah penuh.

Kepala Resort TNGR Sembalun, Taufikurrahman, mengatakan saat ini ada tiga jalur pendakian yang terkoneksi di Resort Sembalun.

Kuota tiga jalur pendakian itu sebanyak 400 orang per hari. Dan saat ini sudah pol terisi.

“400 kuotanya, semuanya sudah full di-booking,” kata Taufik, Rabu, 24 Juli 2024.

Taufik mengungkapkan, pihaknya membagi kuota tersebut menjadi dua jenis. Yaitu 240 orang pendakian umum, dan 160 orang melalui Trekking Organizer (TO).

“Kuota umum inilah dari awal pembukaan (April) jalur itu sudah ada yang booking. Dan beberapa hari itu ada yang sudah full,” ucapnya.

Sedangkan kuota pendakian melalui TO masih tersisa. Namun Taufik memperkirakan kuota akan segera habis menjelang puncak perayaan HUT Ke-79 RI pada Agustus mendatang.

“Kuota TO masih ada beberapa hari yang masih kosong, tapi kalau dilihat dari peminat rata-rata perhari (akan) full dia. Apalagi kalau melihat dari setiap hari di Juli ini selalu full,” ungkapnya.

Taufik juga menyebut, jumlah pendaki domestik dengan pendaki mancanegara saat masih berimbang.

“Kalau dari datanya, setiap hari itu 50 persen, 50 persen antara wisatawan lokal dan mancanegara,” jelasnya.

Melihat tingginya jumlah pendaki, potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga menjadi perhatian pihaknya.

Ia pun mengingatkan para pendaki untuk lebih mencermati prosedur pendakian yang aman dan nyaman. Terutama terkait perapian.

“Kita imbau lebih hati-hati membuat perapian dan membuang putung rokok,” imbau Taufik.

Sampah Pendaki Jadi Persoalan

Selain itu, salah satu yang menjadi persoalan serius adalah terkait sampah pendakian. Ia meminta kepada seluruh pendaki untuk kembali membawa pulang alat dan bahan pendakiannya supaya tidak menjadi sampah di gunung.

Setelah cukup lama memasuki musim kemarau, Kabupaten Lombok Timur, kini dihantui bencana kekeringan meteorologis.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur, Mulyadi, mengatakan pihaknya telah mengeluarkan status siaga darurat kekeringan.

“Kami sudah mengeluarkan status siaga darurat kekeringan. Ini data per 1 Juli 2024,” kata Mulyadi, Selasa, 16 Juli 2024.

Ia membeberkan, 8 dari 21 kecamatan di Lombok Timur berpotensi mengalami kekeringan ekstrem. Bahkan statsunya sudah darurat kekeringan.

“Satu di antaranya (dari delapan) sudah di level ‘Awas’, yaitu Kecamatan Sambelia. Sisanya (tujuh) di level ‘Waspada’,” ucap Mulyadi.

Tujuh wilayah pada level ‘Waspada’ itu ialah Kecamatan Jerowaru, Keruak, Sakra Timur, Sikur, Suela, Pringgabaya, dan Sembalun.

Potensi kekeringan itu, lanjut Mulyadi, mengancam ratusan ribu jiwa.

“Dari delapan kecamatan itu sekitar 265.000 jiwa,” ujarnya.

Naiknya ancaman kekeringan di Kecamatan Sambelia ke level ‘Awas’ menurut Mulyadi akibat dinamika atmosfer.

“Mungkin ada pengaruh dari kawasan hutan dan sebagainya,” ucap Mulyadi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button