Daerah NTBSains & Teknologi

Waspada Kekeringan Berpotensi Melanda 7 Daerah di NTB

Mataram (NTBSatu) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengatakan kondisi kekeringan berpotensi melanda banyak kawasan di NTB.

Kendati Minggu lalu sempat mengalami hujan lebat dan mengakibatkan beberapa wilayah terjadi banjir. Namun BMKG menyatakan terdapat indikasi kekeringan meteorologis (iklim).

Hal ini merupakan dampak dari kejadian hari kering berturut-turut dengan indikator hari tanpa hujan.

IKLAN

“Saat ini seluruh wilayah NTB sudah memasuki musim kemarau. Warga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau,” kata Prakirawan BMKG NTB, Angga Permana melalui keterangan tertulisnya di Mataram, Kamis, 11 Juli 2024.

Ia menyebut, tujuh daerah berpotensi berada dalam level waspada kekeringan. Sedangkan tujuh lainnya pada level awas.

Untuk potensi level awas adalah Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima, Kota Bima, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Sumbawa, dan Kabupaten Sumbawa Barat.

IKLAN

Sementara itu untuk level waspada berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Dompu (Kecamatan Huu, Manggalewa, Woja), Kabupaten Bima (Kecamatan Sanggar, Soromandi, Tambora).

Lombok Barat (Kecamatan Sekotong), dan Lombok Tengah (Kecamatan Janapria, Praya, Praya Barat, Praya Tengah, Praya Timur, Pujut).

Selain itu di Kabupaten Lombok Timur (Kecamatan Kecamatan Jerowaru, Kecamatan Keruak, Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Montong Gading, Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Sakra Barat, Kecamatan Sikur, Kecamatan Suela).

Kemudian Lombok Utara (Kecamatan Gangga), Sumbawa (Kecamatan Alas, Buer, Empang, Moyo Utara, Rhee), dan Sumbawa Barat (Kecamatan Brang Ene, Brang Rea, Maluk).

Penjelasan BMKG terkait Kekeringan di NTB

Terkait fenomena ini, Angga menjelaskan bahwa pada dasarian II Juli 2024 (11 – 20 Juli 2024) terdapat potensi hujan lebih 20 milimeter/dasarian dengan probabilitas kurang 10 persen.

Potensi ini akan terjadi di hampir seluruh wilayah NTB.

Hasil monitoring ENSO terakhir menunjukkan Indeks ENSO (+0.24) terpantau berada pada kondisi netral. Ini menyebabkan kekeringan yang luas di Pasifik barat dan curah hujan di Pasifik timur yang biasanya kering.

Prediksi Indeks ENSO akan beralih menuju La Nina mulai periode Juli-Agustus-September 2024. Sedangkan nilai anomali suhu permukaan laut di Samudera Hindia menunjukkan nilai IOD Netral (+0.003).

“Prediksi IOD netral akan berlangsung Juli hingga Desember 2024 dan kembali Netral hingga akhir tahun 2024,” jelasnya.

Adapun angin timuran mendominasi aliran masa udara wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk NTB.

Angin ini membawa massa udara kering yang cukup kuat berhembus ke wilayah NTB. Udara kering ini dapat meningkatkan suhu dan membuat udara terasa panas.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button