Daerah NTBOpiniWARGA

Wisata Pantai Seger Perlu Perhatian Semua Pihak

Oleh: Nuria Gina Salsabila – Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Mataram

Pantai Seger menjadi salah satu tempat destinasi wisata di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Keindahan pantai ini dihiasi pasir putih, perairan jernih dan ombak yang cocok untuk berselancar. Pantai ini telah menjadikan Pantai Seger sebagai salah satu tujuan utama para wisatawan.

Namun, di balik pesona alamnya yang memukau, Pantai Seger yang terletak di sebelah timur Bukit Seger ini sangat minim pengunjung yang dikarenakan kurangnya perhatian dari berbagai pihak, sehingga pantai tersebut kurang diminati.

Pantai Seger menghadapi sejumlah tantangan yang memerlukan solusi segera. Pantai ini sangat perlu perhatian dari berbagai pihak, karena jika tidak diperhatikan maka pantai tersebut akan selamanya sepi pengunjung. Pantai Seger yang seharusnya menjadi kebanggaan semua orang, kini kurang diminati oleh pegunjung dikarenakan banyaknya sampah yang berserakan dan semak-semak yang tidak teratur. Hal ini terjadi karena kurangnya upaya pelestarian lingkungan di Pantai Seger.

Sangat disayangkan karena hal tersebut, pengunjung tidak melirik Pantai Seger yang indah dan lebih memilih untuk ke bukitnya saja.

 “Tidak ada yang mengurus, kalau masalah sampah tidak ada yang mengurus kalau bukan kami yang ada di sini,” ujarnya.

Kadang sampahnya banyak, kita juga kualahan untuk ngebersihin, segitu yang dibersihin segitu yang datang lagi sampahnya, kalau hanya kami yang mengurus kan lelah juga,” kata Inaq Nate, salah satu pedagang yang ada di Pantai Seger.

Pantai Seger dulunya ramai pengunjung, namun seiring berjalannya waktu pantai tersebut mulai kekurangan pengunjung karena kondisi lingkungan yang kurang diperhatikan.

Permasalahan lingkungan yang kurang diperhatikan menimbulkan masalah seperti banyaknya sampah organik maupun non organik yang berserakan, ranting-ranting kayu yang juga berserakan, semak-semak yang sangat berantakan, serta fasilitas yang kurang memadai. Bukan hanya warga sekitar saja yang menyadari akan kondisi Pantai Seger pada saat ini, tetapi pengunjung juga menyadari akan hal itu.

“Dulu semua semak-semak ini teratur dan bersih saat Pantai Seger ini masih maju dan ramai pengunjung, kalau sekarang dimana saya dapat biaya untuk pembersihan, sedangkan sepi pengunjung seperti saat ini,” kata Amaq Febri, pedagang yang ada di Pantai Seger.

Kondisi pantai yang tidak terawat tidak hanya dapat menimbulkan pengalaman tidak menyenangkan bagi pengunjung, namun juga menimbulkan risiko keselamatan. Sampah yang berserakan dan fasilitas yang kurang memadai dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan kekecewaan bagi pengunjung. Hal ini juga dapat menurunkan minat wisatawan untuk kembali ke destinasi tersebut.

“Kalau untuk kebersihan, lumayanlah, tetapi yang perlu dijaga itu lingkungannya, karena masih banyak sekali kayu-kayu, rumput-rumput dan ntah sampah apa lagi namanya, itu yang perlu dibersihkan, apalagi sampah-sampah plastik yang tidak bisa terurai, itu sangat-sangat mengganggu keindahan pantai,” kata Sri, pengunjung Pantai Seger.

Namun, pemerintah daerah terkesan lamban dalam merespons masalah ini. Meskipun sudah ada laporan dan keluhan dari masyarakat, belum terlihat tindakan nyata yang diambil untuk memperbaiki kondisi Pantai Seger.

Alokasi anggaran untuk pemeliharaan pantai sepertinya belum menjadi prioritas utama, padahal sektor pariwisata bisa menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi daerah.

“Tidak ada yang sampai sini untuk bersih-bersih, yaa beginilah keadaannya, ketika sedang kotor ya kotor, ketika bersih ya bersih”. Ungkap Amaq Febri, salah satu pedagang di Pantai Seger.

“Pantainya bukannya kurang dilirik ya, tapi sepertiya fokusnya lebih ke Sirkuitnya. Lebih banyak kesana karena Sirkuit juga tidak jauh dari pantai, jadi lebih banyak kesana daripada ke pesisir-pesisir pantai lainnya. Selain itu, yang saya lihat adalah jalan. Jalan yang menuju kesana selain dari jalan raya, ada juga jalan-jalan kecil yang bersebelahan dengan Sirkuit Mandalika, ikon dari Lombok Tengah, sayang sekali jalannya disana masih sangat-sangat hancur sekali, padahal berdekatan dengan tembok-tembok, dinding-dinding mewahnya Sirkuit.

Kalau tentang Sirkuitnya waw luar biasa, tetapi tentang keadaan lingkungan masyarkat disana itu sepertinya kurang diperhatikan”. Ungkap Sri, pengunjung Pantai Seger.

Akan tetapi sepinya pengunjung bukan hanya dari lingkungan yang kurang diperhatikan, melainkan dari biaya masuk yang terbilang menguras uang pengunjung. Biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung bukan hanya pada parkir, melainkan ke setiap sudut lokasi wisata memiliki biaya masuk.

“Uang pengunjung banyak habis dijalan karena kebanyakan biaya untuk memasuki pantai, masuk kesini bayar, masuk kesana bayar. Jadinya itu alasan pengunjung memilih untuk mengunjugi wisata lain.

Di sini kebanyakan makan uang, tidak seperti Meresek yang hanya bayar masuknya sekali”. Ungkap Amaq Febri, pedagang yang ada di Pantai Seger yang mendengar tuturan para pengunjung yang mampir.

Selain itu, Pantai Seger yang berada di sebelah timur Bukit Seger yang tidak jauh dari Sirkuit Mandalika, tentun saja terdapat dampak kebisingan yang berasal dari Sirkuit.

“Saya memang bukan asli orang sana, tetapi dengan lewat sebentar saja disana sudah terdengar jelas bagaimana kebisingan suara motor dan lain-lain yang sedang balap atau latihan,” pungkas Muhisin, salah satu pengunjung Pantai Seger.

Dominasi Sirkuit Mandalika menjadikan pantai Seger kurang diminati oleh para pengunjung. Apalagi kondisi pantai yang tidak terawat membuat wisatawan beralih pada sektor wisata lain. Sehingga perlu perhatian lebih dari semua pihak agar wisata pantai Seger kembali diminati oleh wisatawan. Sistem pengeleloaan dan pelayanan pantai Seger harus menyesuaikan dengan minat wisatawan.

Solusi yang dapat diterapkan yaitu dengan program pembersihan rutin. Dengan melibatkan berbagai pihak, kegiatan pembersihan pantai secara berkala dapat dilakukan untuk membersihkan sampah dan limbah yang menumpuk disepanjang pantai.

Tidak hanya itu, memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah juga sangat perlu, seperti menyediakan tempat sampah terpisah dan menggalakkan penggunaan kantong sampah biodegradable. Disamping itu pengunjung ataupun masyarakat juga dapat mengurangi dampak negative dari pencemaran sampah plastic terhadap lingkungan pantai dan laut.

Selain itu, aksi pungli yang dibungkus dengan biaya masuk juga perlu diperhatikan oleh pemerintah setempat. Penegakan hukum yang ketat terhadap praktik pungli harus segera dilakukan.

Pemerintah daerah dan aparat penegak hukum harus melakukan pengawasan yang ketat di sekitar pantai untuk mencegah dan menindak pelaku pungli. Hal ini harus didukung oleh oknum yang jelas dan sanksi yang tegas bagi mereka yang terbukti melakukan praktik pungli.

Dengan ini diharapkan Pantai Seger dapat berubah menjadi lebih baik. Dengan kerjasama dan komitmen dari berbagai pihak, kita dapat memastikan bahwa keindahan alam Pantai Seger tetap terjaga untuk dinikmati oleh generasi mendatang. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button