Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota Mataram berencana menata Makam Bintaro, salah satu makam keramat yang dihormati masyarakat, menjadi objek wisata religi yang lebih aman dan nyaman.
Wali Kota Mataram, H. Mohan Roliskana mengatakan, penataan Makam Bintaro akan dilaksanakan tahun ini dengan anggaran yang telah disiapkan dalam APBD Perubahan 2024.
“Makam Bintaro merupakan salah satu makam keramat di Pulau Lombok yang selalu ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah, bahkan luar negeri,” kata Mohan.
Oleh karena itu, dalam konsep penataan yang telah disiapkan, tembok keliling di pintu masuk makam akan dibuka untuk memudahkan akses parkir bus-bus pariwisata berukuran besar.
Selain itu, akan dibuat tempat kegiatan seremonial religi, penataan lanskap dengan rapi, serta dibangun monumen penanda Makam Bintaro.
“Di samping itu, di areal makam akan dibuatkan sejarah tentang siapa yang dimakamkan, tahun berapa beliau lahir dan meninggal, serta aulia-aulia siapa saja yang dimakamkan di Makam Bintaro,” kata Mohan.
Berita Terkini:
- Kunker ke Surabaya, Komisi III DPRD NTB Nilai Perubahan Perda Penyertaan Modal Mendesak
- Diskursus Vol VI Overact Theatre, Menguak Sejarah Teater Kamar Indonesia
- Perjalanan Kepemilikan ANTV yang Kini Lakukan PHK Massal
- Sebelum Gubernur Terpilih Dilantik, Hassanudin akan Dievaluasi Kemendagri 9 Januari 2025
- Dunia WWE Berduka, Rey Mysterio Meninggal Dunia
Selain itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra menambahkan, salah satu hal penting dalam menata makam keramat adalah hikayat atau sejarah seorang ulama yang dimakamkan.
“Hikayat tentang sejarah ulama penyebar ajaran agama Islam yang dimakamkan di Makam Bintaro, yakni Habib Husen bin Umar Al Mashur, harus digali dari para tokoh agama dan ulama yang ada hingga beliau bisa dimakamkan di Bintaro,” kata Cahya.
“Itu akan kita himpun dan narasikan untuk kemudian ditempel dekat makam agar para peziarah bisa tahu dan dapat meneladani beliau,” jelasnya.
Penataan Makam Bintaro diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan religi ke Kota Mataram dan sekaligus memperkenalkan budaya dan tradisi masyarakat setempat. (WIL)