Mataram (NTBSatu) – Harga sejumlah kebutuhan pokok mulai naik jelang hari raya Iduladha 1445 hijriah, salah satunya daging sapi.
Dari pantauan NTBSatu di lapangan, Minggu, 19 Mei 2023, sejumlah pedagang daging sapi mulai menaikkan harga jualannya. Seperti, di Kabupaten Lombok Tengah, harganya naik menjadi Rp130.000 per kilogram, dari yang sebelumnya Rp120.000 per kilogram.
Kenaikan ini diprakirakan terjadi akibat peningkatan permintaan masyarakat menjelang lebaran. Namun, pemerintah perlu terus mengawasi agar lonjakan harganya tidak terlalu signifikan sehingga memicu inflasi.
Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Mataram (Unram), Prof. Dahlanuddin, Ph.D.,dihubungi NTBSatu hari ini, mengatakan, kenaikan harga daging sapi yang terjadi jelang Iduladha harus dilihat dari dua sisi. Pertama, dari sisi konsumen dan kedua peternak kecil.
“Bagi konsumen (masyarakat) pasti ini menjadi beban. Tetapi sebenarnya ini merupakan fenomena yang logis, di mana peningkatan permintaan selalu diikuti oleh kenaikan harga.,” ungkapnya.
Tetapi, dengan adanya kenaikan ini tetap tidak menguntungkan untuk konsumen. Bila kenaikan itu terus terjadi, biasanya masyarakat akan substitusi atau beralih dengan sumber protein lain.
“Biasanya kalau harga daging sapi mahal, konsumen akan substitusi dengan sumber protein lain, seperti ikan dan ayam,” jelas Dahlan.
Sementara jika dilihat dari sisi peternak, momen ini menjadi salah satu kesempatan yang ditunggu setiap tahunnya untuk mendapatkan tambahan penghasilan.
“Dengan catatan kenaikan harga daging diikuti oleh kenaikan harga sapi hidup,” ujar guru besar Unram yang sangat konsen melakukan riset terkait peternakan sapi ini.
Sehingga, dirinya berharap, adanya lonjakan harga daging sapi ini dapat terus diawasi oleh pemerintah. Agar tidak menyebabkan penurunan pembelian kepada konsumen dan inflasi ke depannya.
“Harapannya pemerintah bisa terus mengawasi agar tidak terjadi lonjakan harga daging yang signifikan, supaya tidak memicu inflasi,” pungkas Dahlan. (JEF)