Mataram (NTBSatu) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram mulai menyiapkan langkah antisipasi untuk menangani dampak musim kemarau tahun 2024.
Hal ini dilakukan meskipun Kota Mataram berada di wilayah hilir yang relatif kurang terdampak musim kemarau.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram, Mahfuddin Noor, mengatakan bahwa langkah antisipasi ini dilakukan untuk memastikan kesiapsiagaan dan respons cepat terhadap potensi dampak musim kemarau.
“Beberapa dampak, seperti penurunan debit air sumur warga, kebutuhan air untuk petani, serta potensi bencana kebakaran,” katanya.
Mahfudin juga mengatakan, telah melakukan koordinasi dengan sejumlah organisasi perangkat daerah terkait, seperti Dinas Pertanian, untuk menjamin ketersediaan air bagi lahan pertanian dan pembudidaya ikan air tawar.
“Saat ini, Dinas Pertanian juga telah menyiapkan sumur bor di kelompok tani sebagai langkah antisipasi kekurangan air saat musim kemarau,” jelasnya.
BPBD akan meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan camat dan lurah di seluruh Kota Mataram.
Berita Terkini:
- Survei PRESiSI: Elektabilitas Najmul – Kus Jauh Tinggalkan Dua Pesaingnya
- Survei SPIN: Elektabilitas Muchsin Effendi – Junaidi Arif Lewati Najmul – Kus di Pilkada Lombok Utara
- Enam Ekor Sapi Warga di Bima Tersambar Petir, Kerugian Capai Rp30 Juta
- Pengamat Prediksi AQUR akan Menang di Pilkada Kota Mataram
- LIPSUS – Sudah Jatuh Tertimpa Gerbang, Nasib Mahasiswa Tergantung Isvie
Camat dan lurah diminta untuk aktif melapor jika ada potensi dampak kemarau di wilayahnya, sehingga BPBD dapat memberikan respons cepat.
“Untuk logistik, BPBD telah menyiapkan satu unit mobil tangki air dengan kapasitas 2.500 liter dan berkoordinasi dengan OPD lain yang memiliki mobil tangki air, seperti Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sosial, Pemadam Kebakaran, dan BPBD Provinsi NTB,” ujarnya.
Akan tetapi, beberapa masyarakat masih mengkhawatirkan potensi kekurangan air bersih di musim kemarau.
Salah satu petani di Jempong, Mataram Saeful berharap agar BPBD dapat lebih proaktif dalam mendistribusikan air bersih kepada warga yang membutuhkan, terutama di wilayah yang mengalami kekeringan parah.
“Kalau bisa pihak pemerintah bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang cara-cara menghemat air dan mencegah kebakaran di musim kemarau,” jelasnya.
Saeful juga berharap upaya antisipasi dan penanggulangan dampak musim kemarau tersebut bisa meminimalisir kerugian yang ditimbulkan. (WIL)