Kota Bima

Peluang Menang Figur Lama dan Baru di Pilkada Kota Bima 2024 Tergantung “Amunisi”

Kota Bima (NTBSatu) – Pada kontestasi Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Bima 2024 mendatang, berpotensi diisi oleh figur-figur lama.

Beberapa nama figur lama yang diprediksi bakal tampil di Pilwalkot Bima 2023, seperti Feri Sofyan dari PAN, A. Rahman H. Abidin dari Partai Demokrat, dan Alfian Indra Wirawan dari Partai Golkar.

Pengamat Politik sekaligus Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Prof. Kadri menyampaikan, terhadap beberapa figur tersebut memiliki peluang yang sama untuk menang.

Dilihat dari rekam jejak masing-masing, mereka adalah figur-figur yang sudah lama berkarier dalam dunia politik.

Namun, kata Prof. Kadri, tidak menutup kemungkinan figur baru seperti Penjabat (Pj) Wali Kota Bima, H. Mohammad Rum punya peluang besar pada Pilwalkot Bima mendatang.

“Saya melihat memang ada orang lama. Terus ada juga figur baru. Bagi saya orang-orang yang diperbincangkan ini, adalah orang-orang hebat,” kata Prof. Kadri, kemarin.

Dosen Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Mataram itu menyampaikan, dirinya belum bisa menerka dengan siapa bakal calon tersebut berpasangan.

Pasalnya, masing-masing Parpol sedang melakukan penjajakan mengenai bakal calon yang akan diusulkannya.

Berita Terkini:

Ia menekankan, setiap bakal calon yang serius ingin maju harus memiliki kemampuan yang mumpuni. Misalnya dalam hal kapasitasnya, kemampuan finansial, termasuk tingkat popularitas dan elektabilitasnya dimata publik.

“Saya yakin, partai politik juga selain mempertimbangkan mahar politik yang disiapkan kandidat. Mereka juga mempertimbangkan tingkat elektabilitas dan popularitasnya. Sebab, partai politik tidak hanya menerima mahar. Tapi juga akan memperjuangkan siapa yang diusung itu akan menang,” jelasnya.

Perihal kemampuan finansial tiap-tiap kandidat, bukan hanya untuk kepentingan mahar politik. Tapi juga untuk kesiapan amunisi dalam kontestasi Pilkada nanti.

Menurut Prof. Kadri, hal ini perlu disiapkan, mengingat kecendrungan pemilih di Kota Bima yang pragmatis. Di mana nilai suara sangat tinggi.

“Bukan berati kita mendorong pada kegiatan politik uang, tapi memang seperti itu kenyataannya. Itu yang dinamakan cost (biaya) politik,” terangnya.

Ditanya mengenai siapa yang paling berpengaruh di antara figur-figur tersebut, Prof. Kadri belum bisa mengambil kesimpulan.

Menurutnya, tidak ada parameter pasti untuk melihat tingkat pengaruh figur-figur tersebut. Artinya, semua punya pengaruh pada porsinya masing-masing.

Cuman, lanjutnya, jika dilihat dari pengabdian dan kontribusinya terhadap Kota Bima, A. Rahman dan Feri Sofyan masih unggul.

“Pak Rum masih kalah dengan dua figur itu kalau dilihat dari segi pengabdian dan kontribusinya,” ungkapnya. (MYM)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button