BPOM Temukan Ratusan Sampel Takjil Mengandung Formalin dan Boraks, Kenali Ciri-cirinya

Mataram (NTBSatu) – Ramadan kerapkali menjadi momentum masyarakat untuk membeli beragam makanan dan kudapan lezat sebagai santapan berbuka puasa.
Namun, pemilihan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi agaknya harus lebih berhati-hati dan selektif lagi, Mengapa demikian?
Menelisik kembali Laporan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) saat Ramadan 2023 lalu, ada 101 sampel pangan jajanan buka puasa (takjil) yang ternyata tidak memenuhi syarat (TMS).
Jumlah itu setara dengan 1,17 persen dari 8.599 sampel takjil yang diperiksa oleh BPOM seluruh Indonesia sejak 13 Maret 2023 hingga 19 April 2023.
Sejumlah kandungan berbahaya yang ditemukan berupa formalin, boraks, dan rhodamin B.
Berita Terkini:
- Rektor Ummat Lantik Tujuh Pejabat Struktural, Energi Baru Menuju Kampus Unggul dan Berdaya Saing
- Ketika Negara Absen: PHK Honorer dan Tuntutan PPPK di NTB dalam Kacamata Ekonomi Ketenagakerjaan
- Pengamat Sebut Tim Percepatan ‘Lahan Parkir’ Timses, Gubernur NTB Didesak Transparan
- Pemkab Lombok Timur Mantapkan Sinergi dengan Pemprov NTB Bangun Ekosistem Agromaritim
Secara rinci, ada 0,57 persen sampel takjil yang mengandung formalin.
Sebanyak 0,33 persen sampel takjil terdeteksi mengandung rhodamin B yang dilarang untuk mewarnai makanan. Sementara, 0,29 persen sampel takjil diketahui mengandung boraks.
Meski masih ditemukan takjil dengan kandungan berbahaya, BPOM menyebut persentasenya mengalami penurunan sejak tahun 2021.