Mataram (NTBSatu) – Beberapa nelayan yang ada di wilayah pesisir Kota Mataram, salah satunya di kampung nelayan wilayah Bintaro, Kecamatan Ampenan terdampak cuaca ekstrem.
Sudah seminggu mereka terpaksa tidak melaut karena kondisi cuaca yang tak memungkinkan. Berdasarkan informasi BMKG, cuaca ekstrem disertai hujan intensitas sedang dan angin kencang diprakirakan terjadi pada 13 Maret sampai dengan 17 Maret 2024.
Salah satu nelayan, Raji mengatakan, semua nelayan sudah menaikkan perahu dan sudah seminggu tidak melakukan aktivitas seperti biasanya.
“Seminggu tidak ada penghasilan, kami hanya berjualan yang ada, seperti buah. Jadi tidak ada aktivitas nelayan sekarang ini,” katanya Kamis, 14 Maret 2024.
Pantauan NTBSatu, belasan kapal sudah berada di pesisir pantai, para nelayan juga berharap agar situasi dan cuaca segera mendukung, karena mereka juga harus mencukupi kebutuhan sehari-hari selama Ramadan.
Berita Terkini:
- MDMC Gelar Program “Karang Tangguh” di NTB, Upaya Tekan Risiko Dampak Bencana
- Debat Baru Mulai, Calon Wali Kota Bima Nomor Urut 3 Tinggalkan Podium
- Senator Evi Apita Maya Tegaskan Dukung Zul-Uhel di Pilgub NTB 2024
- SMKPP Negeri Bima akan Teruskan Pertanian Berkelanjutan
Selain itu, Raji juga mengatakan, ia belum tersentuh bantuan dari pemerintah. Mereka hanya mendapatkan bantuan dari Parpol yang memberikan bantuan saat kampanye bulan lalu.
“Gak ada bantuan dari pemerintah, gak pernah dapat bantuan, kemarin hanya dapat bantuan dari Parpol yang memberikan beras,” keluhnya.
Kondisi cuaca saat ini sudah biasa dialami oleh para nelayan di wilayah Bintaro, Ampenan. Bahkan setiap sore, mereka harus menerima kiriman air dari laut yang hampir masuk ke rumah.
“Airnya naik sampai jalanan depan rumah, karena sekarang masih surut, kalau sampai sore sudah tertutup sama air laut,” ujarnya.
Kondisi cuaca seperti ini, sangat memprihatinkan bagi para nelayan. Terlebih saat bulan puasa, mereka tidak memiliki pendapatan atau pemasukan untuk memenuhi kebutuhan selama puasa.
Salah satu Ibu Rumah Tangga (IRT) Sarifah mengatakan, hanya menjual ikan kiriman dari Sumbawa, karena nelayan di sekitar tidak dapat melaut.
“Kami hanya berharap dan menggantungkan hidup dari hasil laut dengan menjual ikan, semoga bisa tetap bertahan, apalagi sekarang bulan Ramadan,” harapnya. (WIL)