Mataram (NTBSatu) – Puasa hari pertama bulan Ramadan 1445 Hijriah sesuai dengan ketetapan pemerintah, Selasa, 12 Maret 2024 untuk wilayah NTB segera berakhir. Menjelang salat Magrib, tentunya umat Islam sedang mempersiapkan menu berbuka di puasa pertama ini.
Terdapat sebuah anjuran bagi umat Islam ketika berbuka dengan makanan yang manis. Alhasil, semua makanan manis disantap saat berbuka puasa.
Padahal, kata salah satu ahli gizi di NTB, Siti Utami Sulasty, S.Gz., M.Gz., kalau seseorang terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis itu tidak baik. Sebab, dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.
Penjelasan itu disampaikannya dalam video pendek yang di-upload oleh RSUD Provinsi NTB melalui akun Youtube PPID RSUD Provinsi NTB.
“Tidak semua makanan saat berbuka itu harus manis. Yang manis itu seharusnya sumber makanannya, bukan rasanya. Jadi yang dibutuhkan adalah makanan yang berenergi,” jelas Kepala Instalasi Gizi RSUD Provinsi NTB ini, dikutip NTBSatu, Selasa, 12 Maret 2024.
Berita Terkini:
- Polisi Amankan 8 Pelaku Ilegal Fishing dan Puluhan Bahan Peledak di Perairan Bima
- Pria Asal Lombok Barat Dibekuk Polisi Gegara Curi HP Perempuan saat Chek In di Hotel
- Dapat SP3, PT Autore Ngotot Lakukan Aktivitas di Perairan Sekaroh Lombok Timur
- Dugaan Korupsi SPPD Fiktif DPRD KLU Diusut Kejati NTB
Dijelaskannya, karena setelah berpuasa selama 12 sampai 13 jam tubuh itu membutuhkan energi tambahan untuk mengembalikan kesegaran.
“Sehingga yang dibutuhkan ketika berbuka adalah makanan yang berenergi,” tegas Utami.
Terlebih lagi, selama 12 sampai 13 jam berpuasa itu telah terjadi dehidrasi ringan pada tubuh. Maka, perlu digantikan dengan air.
“Salah satu cara berbuka puasa yang baik adalah dengan kurma tiga buah saja sudah cukup. Ditambah satu gelas air hangat, atau kalau mau diganti dengan jus itu lebih baik,” ujar Utami.
Dengan demikian, tidak ada lagi berbuka puasa dengan yang manis. “Tetapi sumber yang manis dan sumber yang baik adalah sumber yang bergizi,” tandasnya. (JEF)