Lombok Timur (NTBSatu) – Melonjaknya suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berdasarkan rekapitulasi resmi (real count) Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuat banyak pihak bertanya-tanya.
Lonjakan suara PSI mulai terjadi dari hanya 2,86 persen atau 2.171.907 suara pada Kamis, 29 Februari 2024, pukul 10.00 WIB, menjadi 3,13 persen atau 2.402.268 suara pada Sabtu, 2 Maret 2024, pukul 15.00 WIB.
Anomali itu memunculkan kecurigaan sejumlah orang, mulai dari pengamat hingga politisi. Seperti pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin; politikus PDIP, Deddy Yevry Sitorus; dan Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy.
“Karena sesama politisi paham, tidak mungkin langsung simsalabim suara itu, tidak mungkin langsung melonjak,” kata Ujang, dikutip daripada Kompas, Senin, 4 Maret 2024.
Bagaimana di NTB?
Berita Terkini:
- Penetapan NTB sebagai Tuan Rumah PON 2028 Masih Tunggu SK Kemenpora
- Kabid SMK Terjaring OTT Seret Nama Kadis Dikbud NTB
- Siswi SMAN 1 Mataram Bawa Tim Hockey Indonesia Juara Asia
- Banjir di Pulau Sumbawa, 4.850 KK Terdampak dan 316 Ekor Hewan Ternak Hanyut
Sementara Pemilihan Umum DPR RI di Daerah Pemilihan Provinsi Nusa Tenggara Barat (Dapil NTB), prospek pertumbuhan juga terlihat di kedua Dapil di provinsi tersebut.
Misalnya di Dapil NTB I (Pulau Sumbawa), menurut data Sirekap yang mencapai 69,38 persen, perolehan suara PSI mencapai 11.236 atau 2,14 persen per Senin, 4 Maret 2024.
Atas perolehan itu, PSI berada di posisi kesembilan sebagai partai dengan perolehan suara terbesar di Dapil tersebut.
Sementara di Dapil NTB II (Pulau Lombok), perolehan suara PSI lebih tinggi lagi. Yaitu 33.295 suara atau 2,67 persen berdasarkan rekapitulasi yang mencapai 73,10 persen per Minggu, 3 Maret 2024.
Adapun PSI berada di peringkat 11 dari 17 partai dengan perolehan suara terbanyak di Dapil Pulau Lombok. (MKR)