Lombok Timur (NTBSatu) – Melonjaknya suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berdasarkan rekapitulasi resmi (real count) Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuat banyak pihak bertanya-tanya.
Lonjakan suara PSI mulai terjadi dari hanya 2,86 persen atau 2.171.907 suara pada Kamis, 29 Februari 2024, pukul 10.00 WIB, menjadi 3,13 persen atau 2.402.268 suara pada Sabtu, 2 Maret 2024, pukul 15.00 WIB.
Anomali itu memunculkan kecurigaan sejumlah orang, mulai dari pengamat hingga politisi. Seperti pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin; politikus PDIP, Deddy Yevry Sitorus; dan Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy.
“Karena sesama politisi paham, tidak mungkin langsung simsalabim suara itu, tidak mungkin langsung melonjak,” kata Ujang, dikutip daripada Kompas, Senin, 4 Maret 2024.
Bagaimana di NTB?
Berita Terkini:
- Jay Idzes Duduki Puncak, Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia Termahal 2025
- Perpisahan SD Bikin Heboh, Aksi Joget dan Nyawer Murid Viral di Medsos
- Komisi VI DPR RI Minta Pemerintah Libatkan UMKM Lokal di KEK Mandalika: Warga Lombok Jangan Cuma Jadi Penonton
- Pendaki Perempuan Jatuh di Puncak Rinjani Pagi Tadi
Sementara Pemilihan Umum DPR RI di Daerah Pemilihan Provinsi Nusa Tenggara Barat (Dapil NTB), prospek pertumbuhan juga terlihat di kedua Dapil di provinsi tersebut.
Misalnya di Dapil NTB I (Pulau Sumbawa), menurut data Sirekap yang mencapai 69,38 persen, perolehan suara PSI mencapai 11.236 atau 2,14 persen per Senin, 4 Maret 2024.
Atas perolehan itu, PSI berada di posisi kesembilan sebagai partai dengan perolehan suara terbesar di Dapil tersebut.
Sementara di Dapil NTB II (Pulau Lombok), perolehan suara PSI lebih tinggi lagi. Yaitu 33.295 suara atau 2,67 persen berdasarkan rekapitulasi yang mencapai 73,10 persen per Minggu, 3 Maret 2024.
Adapun PSI berada di peringkat 11 dari 17 partai dengan perolehan suara terbanyak di Dapil Pulau Lombok. (MKR)