Mataram (NTBSatu) – Belasan Kepala Keluarga (KK) di sekitar Bendungan Meninting, Lombok Barat terkena longsor. Penyebab utamanya adalah galian yang dilakukan proyek terlalu dalam sehingga berdampak pada lahan warga setempat.
Kepala Desa Bukit Tinggi, Lombok Barat, Ahmad Muttaqin mengatakan, jumlah masyarakat yang terdampak dari adanya proyek tersebut sebanyak 18 KK. Sebagian besar dari Dusun Batu Kemalik, Desa Bukit Tinggi. Selain masyarakatnya, dua desa lain juga menjadi korban penggalian bendungan. Yakni, Desa Mekarsari dan Desa Gegerung.
“Dari 18 KK, ada dua rumah yang posisinya dekat dengan lokasi,” katanya kepada NTBSatu, Senin, 8 Januari 2024.
Kepala Desa menyebut, masyarakat yang terdampak kini tidak bisa melanjutkan aktivitasnya. Karena jalan desa terputus. “Dugaan terkuatnya akibat galian pengambilan material proyek,” ujarnya.
18 KK mengalami kerugian berbeda-beda. Bahkan ada yang mencapai Rp100 juta hingga Rp200 juta. Hitungan kerugian, kata Muttaqin, sesuai dengan kisaran harga tanah. Selain itu, jumlah pohon warga yang rusak juga menjadi bahan perhitungan.
“Kalau kita hitung dari harga tanah kemarin misalnya Rp20 atau Rp25 juta. Itu dikalikan dengan sekian masyarakat yang terdampak. Belum lagi pohonnya. Jadi totalnya ratusan juta. Tergantung tingkat kerusakan,” paparnya.
Selain materi, warga juga mengalami kerugian lain. Seperti tidak bisa lagi berladang. Karena lahannya yang mengalami longsor akibat aktivitas pengerjaan proyek. Bahkan ada masyarakat yang sampai mengalami trauma. Beberapa kali lahannya mengalami longsor.
Baca Juga: Diguyur Modal Asing Rp8,61 Triliun di Awal Tahun 2024, Rupiah Makin Perkasa
“Kejadiannya (longsor) tak tentu. Kadang tengah malam. Kadang sore. Karena hujan. Daya hisap tanah di bawah agak berkurang karena galiannya terlalu dalam,” ungkap Muttaqin.
Tidak hanya itu, dua tiang listrik di sekitar bendungan juga ambruk. Penyebabnya sama, karena aktivitas galian yang terlalu dalam.
“Kejadiannya seminggu yang lalu. Karena tanahnya terus bergerak. Tanahnya di tiang listrik pertama sudah 100 meter kerusakannya,” ucapnya.
Muttaqin menyebut, perangkat desa telah menjalin komunikasi dengan pihak proyek. Kadus dan Sekdes Bukit Tinggi juga turut mengikuti pertemuan tersebut. Hasilnya, pihak pelaksanan proyek mengaku siap mengganti rugi segala kerusakan.
“Baik tanah maupun pohon yang tumbang,” ucapnya.
Saat ini, sambung Muttaqin, pihak kejaksaan yang bertugas sebagai tim Pengawasan Proyek Strategis (PPS) belum mengetahui hal tersebut. “Kita akan kirimkan ke pihak jaksa,” tutupnya.
Sementara di sekitar lokasi longsor sudah dipasang garis pembatas berwarna kuning. Nampak tanah warga ‘berhamburan’ jatuh. Sejumlah pohon yang ditanam warga juga terbawa arus longsor, seperti pohon pisang dan pohon palem. (KHN)
Baca Juga: 5 Orang Ditetapkan Tersangka Pembakaran Pipa SPAM, Begini Peran Masing-masing Pelaku