Mataram (NTBSatu) – Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB Muhammad Taufieq Hidayat mengatakan, walaupun beras masuk dari luar NTB bukan berarti petani lokal tidak berproduksi.
Menurutnya, kedatangan beras dari luar NTB akan mengantisipasi kekurangan pangan menghadapi musim tanam dan panen berikutnya.
“Tugas kami di pertanian itu meningkatkan produksi mengikuti harga baik. Agar petani tetap sejahtera,” kata Taufieq, Selasa, 12 Desember 2023.
Adapun produksi petani per Oktober 2023 kemarin sebanyak 1,38 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Sementara konsumsi NTB hanya 530 ribu ton. Artinya dalam kondisi ini terjadi surplus.
“Di kondisi surplus kenapa harga naik? Berarti ada mekanisme pasar atau tata niaga yang kurang baik. Ini yang perlu dicari solusinya,” ucapnya.
Berita Terkini:
- Mahdalena Gelar Reses Masa Sidang II di Kabupaten Bima, Salurkan Bantuan untuk Musala
- Anak 10 Tahun Ditinggal Pamannya di Polresta Mataram Gegara Cekcok dengan Nenek
- KONI NTB Sebut Porprov 2026 Jadi Langkah Awal Tuan Rumah PON 2028
- Mengenang Titiek Puspa, Penyanyi Kupu-Kupu Malam Meninggal Usia 87 Tahun
Selanjutnya, terkait harga gabah yang terbilang naik, Taufieq mengaku tidak bisa mengintervensi itu. Karena di satu sisi, ia juga mempertimbangkan kebutuhan petani.
“Kan kita ini dinas pertanian, kita mikir produksinya apa gitu. Saya petani, kalau menangis orang lain kan bukan tanggungjawab saya. Kalau petani menangis baru saya gelisah,” ungkapnya.
Taufieq menegaskan, pihaknya tidak bisa memaksa petani untuk menjual hasil taninya dengan harga murah di tengah biaya produksi yang mahal. Belum lagi mereka berjibaku dengan pupuk, juga permasalahan keselamatan kerja.
“Terus kita mau atur dia agar harga jual murah, tidak bisa kasihan mereka kapan mereka nikmati hasil,” jelasnya.
Sebelumnya, Perum Bulog NTB berencana mendatangkan beras dari luar daerah sebanyak 17.000 ton pada Desember 2023 nanti.
Beras yang didatangkan tersebut, selain untuk memenuhi kebutuhan stok beras di NTB. Juga untuk program Bantuan Pangan (Bapang) kepada keluarga yang kurang mampu.
Mengenai itu, Taufieq yakin tidak akan mempengaruhi harga gabah di NTB. Termasuk Bulog juga akan tetap menyerap gabah lokal tersebut.
“Mungkin impor ini hanya mengantisipasi kekurangan pangan kita untuk menghadapi musim tanam dan panen berikutnya. Kalau saya tidak ada masalah soal impor itu. Karena mereka sudah pasti memikirkan itu,” tutupnya. (MYM)