Sumbawa

Event Madhu Duniya Vietnam 2023, Ajang Regenerasi Petani Madu Sumbawa

Mataram (NTBSatu) – Pertemuan empat tahunan para pegiat madu, Madhu Duniya dilaksanakan mulai tanggal 6-10 November 2023 di Vietnam.

Agenda Madhu Duniya ini dilaksanakan 2 hari di Hotel Ho Chi Min, Vietnam. Pada kesempatan ini, forum para peneliti dan praktisi madu Asia berbagi pengetahuan dan pengalaman dari beberapa negara Asia.

Baca Juga : Jadi Gubernur Jateng Dua Periode, Ini Deretan Prestasi Ganjar Pranowo

Event Madhu Duniya ini selalu dihadiri oleh perwakilan Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS). kali ini yang menjadi perwakilannya adalah Kristijuswati, merupakan generasi muda atau anak dari petani madu Desa Batudulang, Kabupaten Sumbawa.

Kristijuswati mengatakan, dirinya memang punya minat kuat belajar tentang lebah dan madu. Mengingat sejak kecil selalu melihat orang tuanya memanen dan mengemas madu hutan Sumbawa.

Baca Juga : Titik Tolak: Dua kemungkinan, sebuah awalan

“Kesempatan hadir di acara Madhu Duniya ini, saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya, karena saya bisa belajar dari negara lain,” katanya, Senin, 20 November 2023.

Mahasiswi S2 Agribisnis Institute Pertanian Bogor (IPB) itu menceritakan, hari terakhir penyelenggaraan Madhu Duniya, dilakukan kunjungan lapangan ke lokasi peternakan lebah komersial A. Cerana di Provinsi Tien Giang, Vietnam.

Baca Juga : Jadi Gubernur Jateng Dua Periode, Ini Deretan Prestasi Ganjar Pranowo

Dalam kunjungannya itu, Ia mengakui banyak belajar tentang spesies Apis cerrana, lebah yang dibudidayakan di Bee-Keeping Site. Di mana memiliki koloni lebih kecil, satu koloni Apis cerana berisi sekitar 6 ribu hingga 7 ribu lebah pekerja.

“Madu cerana di sini sering disebut coconut bee,” ujar Wati.

Baca Juga : Titik Tolak: Dua kemungkinan, sebuah awalan

Hal menarik lainnya, lanjut Wati, budi daya lebah di tempat tersebut dilakukan di perkebunan kelapa dengan menggunakan sistem irigasi dan penanganan yang baik.

“Terdapat lebih dari 100 stup yang di budi dayakan dengan ukuran 40×30 centimeter,” ungkapnya.

Baca Juga : Jadi Gubernur Jateng Dua Periode, Ini Deretan Prestasi Ganjar Pranowo

Di samping itu, Wati juga mengaku mendapat banyak pelajaran dari Penasihat di Keystone Foundation dan Aadhimalai Pazhangudiyinar Producer Co, Mr. Leo, terkait penanganan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) secara berkelanjutan sebelum dan sesudah panen, serta memberikan nilai tambah pada madu dan lilin lebah.

“Cukup banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang yang saya dapat selama 5 hari hadir di Madhu Duniya di Vietnam ini. Semoga ilmu dan pengalaman ini bermanfataat untuk menjaga nama baik Madu Sumbawa,” tutupnya. (MYM)

Baca Juga : Titik Tolak: Dua kemungkinan, sebuah awalan

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button