Pembicaraan mengenai kegelisahan masyarakat Pelembak pun dimulai. Dengan nada yang malu-malu, masyarakat Pelembak mulai membicarakan apa yang selama ini menjadi kebutuhan serta kegelisahan mereka. Sementara Bang Zul, mendengarkan dengan khusyuk.
Keluhan dari masyarakat Pelembak disampaikan oleh Wawan. Setelah menyeruput kopi dengan nikmat, Wawan mengutarakan bahwa masyarakat Pelembak membutuhkan mobil ambulans. Wawan menceritakan, ada banyak orang yang tinggal di Pelembak. Kendati demikian, Pelembak tidak memiliki satu pun mobil ambulans. Maka, Wawan merasa Pelembak perlu memiliki mobil ambulans.
“Kami membutuhkan mobil ambulans untuk mempermudah segala urusan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat,” ungkap Wawan.
Kemudian, Wawan melanjutkan bahwa masyarakat Pelembak juga ingin memiliki Wi-Fi yang dapat diakses oleh banyak orang. Sehingga, kebutuhan masyarakat akan internet pun dapat terpenuhi.
Baca Juga : Alasan Mengapa Semangka Jadi Simbol Perlawanan Palestina
Bang Zul kemudian meminta kepada salah satu asistennya untuk mencatat apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Sembari memasang wajah tersenyum, Bang Zul menyanggupi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.
“Bapak tenang saja. Kebutuhan dari masyarakat Pelembak, akan kami penuhi. Hal ini dilakukan untuk membuat masyarakat Pelembak makin semangat menjalani kehidupan,” terang Bang Zul.
Percakapan kemudian berlanjut dengan topik pembicaraan yang tidak terlalu formal dan cenderung bersenda gurau. Sosok Bang Zul yang cenderung kelakar, membuat masyarakat terpancing untuk tertawa bersama.
Tidak terasa, jarum jam sudah menunjukkan pukul 21.00 Wita. Bang Zul dan rombongan mesti pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju Sintung. Sebelum pulang, masyarakat Pelembak meminta kepada Bang Zul agar berfoto bersama. Tentu saja, Bang Zul menyanggupi permintaan itu. Kamera dinyalakan dan senyum kebahagiaan terpancar dari masyarakat, juga Bang Zul.
Baca Juga : Pj Sekda NTB Ingatkan ASN Pemprov Hindari Politik Praktis