Mengingat tahun ini memasuki tahun politik, pihaknya sudah melakukan MoU dengan KPU dan Bawaslu, karena tentu di pondok pesantren juga ada lembaga pendidikan, ada santrinya.
MoU tersebut terkait dengan kegiatan menyapa madrasah dan menyapa pesantren untuk memberikan regulasi atau pemahaman bagaimana Pemilihan Umum (Pemilu), Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres), termasuk juga Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini bisa berjalan dengan baik.
“Persoalan ada Pondok Pesantren yang berbeda pilihan, itu persoalan mereka, tetapi kami himbau. Persoalan beda pilihan tidak boleh menjadi masalah, tetapi bagaimana kemudian keutuhan NTB, keutuhan NKRI itu yang utama,” jelasnya.
Berita Terkini:
- Sosok Su Ching Luh, Pendiri PT Ching Luh Pembuat Sepatu Nike yang Viral PHK Massal Karyawan
- Mahkamah Minta Bukti Gugatan Rum-Innah Dilengkapi
- Viral, Siswa SD Dihukum Duduk di Lantai Karena Nunggak Bayar SPP
- Sebelum Dipenjara Ngomong “Kebenaran akan Terungkap”, Setelah di Lapas Agus Nangis-nangis Minta Pulang
Selain itu, dalam merayakan hari santri ini, Kemenag NTB juga memberikan penghargaan kepada para Syuhada, Kyai dan para pejuang yang sudah melakukan perjuangan untuk memberikan layanan terbaik bagi suku, bangsa dan negara dengan gerakan resolusi jihadnya.
“Dengan peringatan hari santri ini, santri-santri mengisi kemerdekaan ini tidak lagi kita perang dengan fisik tetapi tentu kita mengharapkan kepada santri-santri bisa berprestasi bisa membawa nama NTB dan Indonesia di kancah internasional,” tutupnya. (MYM)