Rekomendasi pertama, kata TGB, kepada para pemimpin. Dengan hard power yang mereka miliki itu betul-betul dipastikan seluruh kebijakan harus berkontribusi untuk menjaga daya dukung lingkungan.
“Kedua, kepada para pemimpin agama dan pemangku budaya khususnya di Asia tenggara, ” terang Cucu Pahlawan Nasional TGKH M Zainuddin Abdul Madjid ini.
Baca Juga : Pilkada Sumbawa Barat 2023 Berpeluang Muncul Figur Baru untuk Perubahan
Lebih lanjut, dengan otoritasnya yang ada dan keagamaan yang ada itu dapat disuarakan dengan maksimal untuk menjaga lingkungan bersama. MHM melihat bahwa soft power itu selama ini cenderung digunakan untuk hal-hal yang normatif dan ekslusif terkait agama masing-masing.
“Majelis Hukama berharap agar soft power diarahkan untuk agenda bersama yaitu termasuk di antaranya melestarikan lingkungan,” jelas Mantan Gubernur NTB dua periode ini.
TGB berharap gelaran konferensi internasional se-Asia Tenggara ini juga dapat memberikan resonasinya hingga ke daerah-daerah.
Baca Juga : Jeka Saragih, Petarung Indonesia Pertama yang akan Debut di UFC pada November 2023
“Hal ini agar dalam momen-momen dimana pemuka agama, pemuka budaya adat itu dapat berinteraksi dan menyuarakannya kepada para pengikutnya,” tambahnya.
Tampak hadir dalam pembukaan konfrensi internasional ini Sekretaris Jenderal MHM Konselor Mohamed Abdelsalam, Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas, Wamenag Saiful Rahmat Dasuki, penggagas MHM Prof Quraish Shihab. (HAK)