Mataram (NTB Satu) – Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Taufieq Hidayat menyampaikan, beberapa permasalahan pada sektor Pertanian kepada Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil NTB, Achmad Sukisman Azmy saat melakukan kunjungan kerja di Distanbun NTB.
Dengan harapan beberapa permasalahan tersebut dapat disampaikan ke pusat oleh ketua DPD RI Dapil NTB. Sehingga NTB khususnya sektor pertanian mampu menyumbang kontribusi positif menuju NTB gemilang.
“Dengan berbagai isu permasalahan di lapangan menjadi catatan penting yang harus segera dituntaskan, setidaknya dapat direspons dengan cepat walaupun dengan berbagai kendala yang dihadapi,” kata Taufieq saat menerima kunjungan DPD RI Dapil NTB, Selasa, 1 Agustus 2023.
Isu pertama yang disampaikan Taufieq yaitu soal kelangkaan pupuk yang sampai saat ini masih menjadi perbincangan.
Achmad Sukisman Azmy mengatakan, harga pupuk di beberapa wilayah memang sangat beragam. Seperti contoh kecil ditemukan harga pupuk di kabupaten Lombok Timur dengan kisaran Rp600.000, di Lombok Tengah Rp800.000, dan di Lombok Barat dengan harga Rp1.200.000.
“Dengan kondisi seperti ini menyatakan bahwasanya pupuk masih langka ditingkat petani,” ujar Achmad.
Selanjutnya terkait petani tembakau di Lombok Timur dan Lombok Tengah yang terdampak cuaca ekstrem pada beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
- Petugas Pengamatan Sebut tak Ada Erupsi dan Gempa di Gunung Sangeangapi
- BPBD: Kebakaran Ilalang, Bukan Erupsi Gunung Sangeangapi
- Satpol PP NTB Berantas 7.612 Batang Rokok llegal di Lombok Tengah
- Pjs Bupati Sumbawa Tutup Kegiatan Latihan Bela Diri Anggota Satpol PP
Kepala Bidang Perkebunan, Distanbun NTB, Ahmad Ripa’i mengatakan, untuk kasus ini pihaknya masih menunggu data dari masing-masing kabupaten. Mengingat data yang disampaikan sebelumnya masih belum sama dengan data hasil sidak beberapa waktu lalu.
“Jadi kami masih menunggu data riil agar kami bisa tindaklanjuti ke pusat,” ungkapnya.
Sejauh ini pihaknya sudah merespons beberapa kelompok tani yang terdampak cuaca ekstrim di Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah, ada beberapa kelompok minta dibantu perajang tembakau untuk menyelamatkan tembakau yang tidak terkena dampak. Sehingga, meminimalisir kerugian yang dihadapi petani.
“Dengan beberapa faktor yang dihadapi petani tembakau pada tahun-tahun sebelumnya diharapkan tahun berikutnya sangat perlu diperjuangkan karena tembakau merupakan komoditi sebagai salah satu penyumbang cukai terbesar untuk negara dan masih sangat banyak bahan pemikiran untuk kami bisa disuarakan ke tingkat pusat melalui bapak dewan,” harapnya.
Selain usulan terkait permasalahan di tembakau, komoditi Vanili juga menjadi perhatian untuk kedepannya karena untuk saat ini Vanili sudah menembus pasar ekspor diberbagai negara melalui kerja sama dengan Bank Indonesia (BI).
Vanili di NTB terkenal terbaik dengan Vanili organiknya di seluruh Nusantara sehingga perlu adanya bantuan subsidi terkait Insektisida Organik dan Insektisida Nabati guna mendukung produksi yang lebih tinggi. (MYM)