ADVERTORIALPemerintahan

Bapeltanbun NTB Bentuk Komunitas antar Petani di Lombok Utara

Lombok Timur (NTBSatu) – Sekolah Lapang (SL) Peningkatan Produksi dan Kualitas Tanaman Tembakau di Kelompok Tani Subak Bedugul, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara (KLU) kembali menggelar sesi pembelajaran yang ke-9 pada 22 Oktober 2024.

Kegiatan itu diikuti para petani lokal yang antusias untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya tembakau.

Pada pembelajaran tersebut, selain memberi edukasi, Tim Bapeltanbun NTB juga menciptakan komunitas yang saling mendukung antar petani.

Modal berbagi pengetahuan dan pengalaman, produktivitas dan kualitas tanaman tembakau setempat dapat meningkat secara signifikan.

Inisiatif ini merupakan langkah maju dalam pengembangan pertanian yang berkelanjutan. Sekaligus memberikan harapan baru bagi para petani tembakau di Lombok Utara.

Melalui teknologi yang ramah lingkungan dan pendekatan berbasis komunitas, harapannya pada sektor pertanian lokal dapat terus tumbuh dan berkembang.

IKLAN

Tim Bapeltanbun NTB juga memberikan pemahamanan kepada petani terkait penyimpanan tembakau. Merupakan aspek penting dalam menjaga kualitas hasil panen.

“Dengan pengetahuan yang diperoleh dari sesi ini, kita harap para petani dapat mengoptimalkan metode penyimpanan untuk memaksimalkan kualitas tembakau sebelum menjualnya,” kata perwakilan Bapeltanbun.

Selain itu, para petani juga praktek membuat Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Yaitu teknologi ramah lingkungan yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan produktivitas pertanian dengan memanfaatkan mikroba tanah.

PGPR memiliki berbagai manfaat yang signifikan bagi pertanian. Selain berfungsi sebagai bioprotectant yang menekan perkembangan penyakit. PGPR juga berperan sebagai biostimulant dengan menghasilkan hormon pertumbuhan, dan sebagai biofertilizer yang meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman.

Sumber PGPR yang efektif bisa dari akar rumput-rumputan. Seperti putri malu dan akar bambu yang tumbuh subur tanpa terserang hama atau penyakit.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis. Tetapi juga memperkenalkan metode pertanian berkelanjutan yang dapat membantu petani dalam mengatasi tantangan di lapangan. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button