Mataram (NTB Satu) – Ombudsman NTB telah merilis enam temuannya dalam pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 di NTB. Dari enam temuan tersebut, dua di antaranya yang menjadi masalah saat PPDB zonasi mendapat perhatian khusus dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).
Temuan Ombudsman NTB, yang menyatakan kalau masih ada masyarakat yang melakukan pengubahan Kartu Keluarga (KK) agar bisa masuk di sekolah tertentu, membuat FSGI geram. Sebab, permasalahan tersebut seharusnya sudah dapat diatasi dari beberapa tahun sebelumnya, karena sistem zonasi PPDB telah berlangsung sejak tahun 2017.
Baca Juga:
- Kampanye Akbar Iqbal – Dinda di Kandang Rohmi – Firin Dipadati Lautan Manusia
- Oknum Personel Polda NTB Dilaporkan ke Polresta Mataram, Diduga Gelapkan Mobil Rp46 Juta
- Orasi Iqbal saat Kampanye Akbar di Kandang Rohmi-Firin: NTB Miskin, Bukti Salah Kelola
- Bawaslu Telusuri “Live” KPU Tayangkan Hasil Survei Jelang Debat Pilgub NTB
“Kepala Daerah seharusnya mengevaluasi jajaran kelurahan, kecamatan dan Dinas Dukcapil, yang jelas di bawah kewenangan Kepala Daerah. Bukan menyalahkan sistem PPDB Zonasi yang sudah 7 tahun dan sudah mulai diterima luas di masyarakat,” jelas Sekretaris Jenderal FSGI, Heru Purnomo, dalam rilis yang diterima NTBSatu, Selasa, 18 Juli 2023.