ADVERTORIAL

Industri Eco Block Diharapkan Mengurangi Produksi Sampah Plastik di NTB

Mataram (NTB Satu) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan produsen bata plastik PT. Block Solutions Lombok (BSL) terkait pengelolaan Industri Eco Block.

Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan Inovasi dan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) NTB, Lalu Suryadi mengatakan bahwa, Kepala Brida NTB Dr H. Amry Rakhman yang mewakili dalam penandatanganan MoU tersebut, 11 Juli 2023.

Lalu Suryadi menjelaskan, pihaknya mengharapkan kerja sama ini bisa sebagai sarana belajar untuk masyarakat karena Brida merupakan kawasan pembinaan dan pengembangan bisnis, dan juga fungsi Eco Block bukan hanya dari segi ekonomi

“Brida ini kawasan pembinaan dan pengembangan bisnis. Maka dari itu kita harapkan masyarakat bisa belajar nantinya, karena kalau kerja sama ini hanya sekadar untuk ekonomi ke Dinas Perindustrian saja,” ujarnya.

Selain itu, Pemprov NTB tidak akan memasuki wilayah permesinan, peralatan dan bahan baku sampah, karena hal tersebut merupakan tanggung jawab perusahaan.

IKLAN

Sementara itu, PT. Block Solution Lombok melakukan pengiriman sampah plastik menuju Surabaya terlebih dahulu untuk diubah menjadi butiran, kemudian selanjutnya dikirim ke Lombok.

“Sebelum dikirim ke Lombok untuk dijadikan produksi bata plastik, sampahnya dibawa ke Surabaya diubah menjadi butiran,” katanya.

Suryadi menyampaikan bahwa, pihaknya mengharapkan penyuplai bahan baku sampah di Surabaya bisa membangun pabrik di kawasan Brida NTB, sehingga bisa langsung mendistribusikan sampah yang sudah diolah ke Block Solutions.

“Hadirnya pabrik bata plastik ini akan memberikan banyak manfaat bagi NTB. Di antaranya, mengurangi limbah plastik, menghasilkan ekonomi dan ke depannya kawasan Brida akan menjadi kawasan ekowisata industri di Indonesia,” tuturnya.

Saat ini, sudah ada yang memanfaatkan bahan bata plastik yang dihasilkan oleh BSL yaitu SDN 4 Medas, Lombok Barat

Direktur Block Solutions Indonesia, Jimmy Hutasoit mengatakan, bahwa pembukaan pabrik BSL pada akhir Juni lalu di NTB menjadi pabrik pertama menggunakan teknologi terbaru.

Ia juga menambahkan, pabrik tersebut akan memproduksi 8 sampai 9 ton bata plastik per hari. Sementara itu, untuk membangun satu rumah dengan luas 6×6 persegi hanya membutuhkan 2 ton bata plastik. (WIL)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button