Selain dua orang yang meninggal dunia, Ferry menyebutkan ada lima calon haji yang sedang dirawat di Arab Saudi. Sebanyak dua orang dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi, sedangkan tiga orang di Klinik Kesehatan Haji Indonesia.
Ia juga mengungkapkan, dari seluruh jamaah haji Embarkasi Lombok, sebanyak 86 persen dari jumlah tersebut beresiko tinggi. Sebab, jamaah haji asal NTB sebagian besar merupakan jamaah Lanjut Usia (Lansia).
“Banyak jamaah kita yang komorbid, penyakit kencing manis. Ini yang memperberat penyakit yang dideritanya,” ujarnya.
Baca Juga:
- Polisi Tetapkan Sembilan Tersangka Dugaan Korupsi KUR BNI Kota Bima, Rugikan Negara Capai Rp39 Miliar
- Bangun Pemahaman Publik, STKIP Taman Siswa Bima Jelaskan Keterpisahan Insiden di Depan Kampus
- Belum Sebulan Menjabat, Wakapolda NTB Dimutasi Kapolri
- Profil Mendiang Paus Fransiskus dan Kenangan di Indonesia Pilih Naik Mobil Innova Zenix Ketimbang Alphard
Kata Ferry, panas suhu di Arab Saudi yang mencapai 44 derajat Celcius dan ditambah lagi dengan semakin banyak jamaah haji yang berdatangan, membuat banyak jamaah mengalami batuk, pilek, dan radang paru-paru karena banyaknya debu.
Untuk itu, para jamaah haji asal NTB diminta banyak istirahat dan memprioritaskan ibadah wajib.
“Jangan sampai, pada puncak haji jamaah kita sakit, malah tidak bisa menunaikan ibadah yang wajib. Karena mengejar ibadah yang sunnah. Saran saya bagi jamaah supaya memaksimalkan istirahat karena masa puncak haji belum tiba,” tutupnya. (MYM)