“Karena banyak peristiwa atau acara partai terutama, yang sudah sering dihadiri oleh pak Gubernur misalnya ketika ada Rakernas, Rakerda, atau acara-acara di internal partai, kapasitas kehadiran Gubernur itu adalah sebagai kepala daerah bukan sebagai kader partai, jadi sah-sah saja,” katanya.
Lebih lanjut, dosen UIN Mataram ini menjelaskan, perbedaan kehadiran Zul pada acara partai sebelumnya dengan kehadirannya kemarin, terletak pada adanya kehadiran Bacapres PDIP yang notabenenya bukan merupakan rekan koalisi dari partai dari Gubernur NTB itu yakni PKS.
Baca Juga:
- Penjelasan Bang Zul dan Umi Rohmi soal Dukungan TGB usai Debat Kedua Pilgub NTB
- Iqbal Pastikan Presiden Prabowo Dukung Nomor 3 di Pilgub NTB
- Debat Kedua Pilgub NTB: Rohmi Singgung Iqbal Saat Jadi Dubes Hanya Bawa Satu Bus Turis
- Zul-Uhel Tutup Debat Kedua dengan Komitmen Sejahterakan Guru dan Nakes di NTB
“Hanya saja kehadiran ini jauh lebih sensitif dibanding acara-acara partai yang sebelum-sebelumnya seperti acara formal Rakernas, Rakerda. Kenapa ini lebih sensitif dan banyak menimbulkan interpretasi, karena yang datang ini adalah salah satu calon presiden yang didukung oleh partai yang notabene bukan sebagai partai yang didukung oleh partainya pak Gubernur (PKS), sehingga sedikit menimbulkan interpretasi publik,” terangnya.
Tetapi, menurutnya bahwa hal sensitif itu tidak bisa dikatakan juga kehadiran Bang Zul di acara itu merupakan hal yang salah. Sebab ia menilai, ada tiga alasan utama Gubernur untuk hadir dalam acara tersebut.