ADVERTORIAL

Bappeda NTB Adakan Bimtek Penyusunan Perencanaan Pembangunan

Mataram (NTB Satu) – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Perencana Dalam Rangka Penyelarasan Dokumen Perencanaan Pembangunan.

Bimtek tersebut berlangsung di Ruang Rapat Geopark Bappeda NTB dengan diisi oleh narasumber dari Bappenas RI dan BPS Provinsi NTB pada 6 hingga 7 Juni 2023.

Sekretaris Bappeda NTB, Dr. Mahjulan mengatakan, perencanaan adalah tahapan penting dalam proses pembangunan.

“Tanggung jawab susbtansial dari jabatan fungsional perencana itu sangat besar. Menyusun RPD, hingga RKPD, dan Renstra serta Renja,” ucapnya.

Memudian Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Bappeda NTB, Lalu Miftahul Ulum menyampaikan, kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas ASN terkait rencana pembangunan daerah. Bimtek ini dibuthkan karena tahun ini menjadi tahun perencanaan.

IKLAN

“Ada banyak dokumen perencanaan yang harus disiapkan tahun ini. Kami berharap seluruh peserta terus bersemangat selama dua hari ini,” ujarnya.

Pada sesi Bimtek, narasumber pertama dari Direktur Regional II Kedeputian Pengembangan Regional-Bappenas menyampaikan, dalam menyusun perencanaan harus memperhatikan objektifitas sekaligus tuntutan politis. “Kita tidak bisa menutup mata terhadap kondisi ini,” ujarnya.

Menurutnya, perencanaan tersebut penting karena adanya tiga situasi; keterbatasan sumber daya, adanya goals yang akan dicapai dalam Pembukaan UUD 1945, dan kebutuhan guidelines dan strategi untuk mengatasi isu strategis.

Baca Juga:

Karena itu, salah satu konsep perencanaan pembangunan yang Bappenas dorong adalah konsep Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial (THIS). Pendekatan ini merupakan konsep yang diarahkan Presiden Joko Widodo dalam kepemimpinannya di periode pertama. Konsep ini mengusung money follow program, menentukan program terlebih dahulu, kemudian uang menyusul.

Melihat sesuatu dari berbagai sudut, tematik bermakna sebagai fokus perencanaan yang didetailkan sampai dengan program prioritas. Lalu holistik adalah pendekatan menyeluruh dan komprehensif (hulu-hilir). Integratif artinya siapa berbuat apa, dan pada akhirnya mengintegrasikan sumber pendanaan. Kemudian spasial adalah keterkaitan fungsi lokasi dari berbagai kegiatan yang terintegrasi.

“Hal ini sudah mulai diterapkan dalam DAK tematik,” ujarnya.

Merapkan dua prinsip, yaitu efektivitas dan efisiensi, diharapkan konsep ini mampu mencapai beberapa hal, yaitu kegiatan yang tepat sasaran, melibatkan multi pihak, dan mengintegrasikan semua sumber dana yang terbatas.

“Dengan ini diharapkan output yang dihasilkan bisa lebih besar, dan masyarakat bisa nikmati manfaatnya lebih banyak,” imbuhnya.

Dalam penyusunan perancanaan, dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu identifikasi isu strategis, delineasi dampak dari kebijakan, identifikasi lokasi dan jenis intervensi, identifikasi tahapan intervensi, identifikasi kebutuhan sumberdaya, dan identifikasi kebermanfaatan. (MKR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button