Furkan yang hobi membaca dan berdiskusi ini untuk dapat mengatasi krisis ekonomi dalam keluarganya tersebut juga sempat berjualan madu Bima, warung sembako namun usaha yang baru dijalankan beberapa bulan tersebut tidak bertahan lama.
“Alhamdulillah akhirnya saat ini dipercayakan oleh para petani peternak sapi di Bima diangkat menjadi pengelola manajer pemasaran Kandang Berkah Bersama setiap tahun saat Iduladha untuk memasarkan Sapi Sapi asal Bima buat Kurban,” ungkapnya.
Mulai menjalankan tanggung jawab menjual sapi Kurban asal NTB, Furkan awal menjalankan bisnis sapi tahun 2020 mulai pengiriman pertama sebanyak 40 ekor, di tahun 2021 nambah menjadi 60 ekor, dan 2022 karena ada penyakit PMK hanya dikirim 30 ekor, dan saat ini 2023 bertambah banyak menjadi 110 ekor sapi.
“Jenis sapi yang dikirim asli Bima diambil dari para petani lokal. Ada juga jenis sapi limosin yang dijual,” tuturnya.
Meski calon doktor, bekerja di kandang Sapi tidak ada hambatan baginya, apalagi rasa malu. Pasalnya menurut Furkan, mau belajar dan berproses tidak harus terlihat nyaman. Ia juga punya harapan lebih dari sekedar Pendidikan lebih tinggi.
“Sebagai putra daerah kelahiran Bima, ingin sekali menolong para petani lokal untuk dapat menambah perekonomian melalui berjualan Sapi Kurban. Selain itu ini juga sesuai jurusan yang diambilnya,” tambahnya.
Saat ini pasaran Sapi yang dijual mulai dari harga terendah Rp15 juta dan tertinggi mencapai Rp40 juta.
Berita Terkait:
Dubes RI untuk Turki Komentari Pencapaian Akademis Ahmad Munjizun
Ahmad Munjizun, Peraih Gelar PhD di Amerika Serikat Ingin Dirikan Pusat Riset Kuda di NTB
Kisah Masa Kecil Ahmad Munjizun jadi Penggembala Kuda, Raih Gelar Doktor Ilmu Peternakan di Amerika