Hukrim

5 Kasus Pelecehan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama di NTB, Faktor Pemicunya di Luar Dugaan

Mataram (NTB Satu) – Tindak kekerasan seksual dan pencabulan di lingkungan Lembaga Pendidikan Agama di NTB kembali bikin heboh. Baru baru ini terjadi di Lombok Timur, berujung dia oknum pimpinan lembaga ditangkap.

Di luar kasus yang menimpa 14 peserta didik perempuan di lembaga tersebut, ternyata ada sederet kasus lainnya yang pernah terungkap, bahkan ada kasus tertutupi lantaran korban terindimidasi dan tak berani melapor.

Kasus semacam ini berkelindan di dalam lingkungan lembaga, tapi sulit terungkap akibat superioritas para pelaku. Semakin sulit terungkap, karena label kuat nilai nilai religius pada lembaga tersebut sehingga “terjaga” dan akan menjadi aib jika menyeruak ke permukaan.

Berdasarkan data Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, terdapat 5 kasus pencabulan di lingkungan Lembaga Pendidikan Agama di NTB yang masih terus bergulir hingga saat ini.

“Yang masih berproses sampai sekarang ada lima. Kalau kejadiannya ada yang di 2001 ada yang 2022,” kata Ketua LPA Kota Mataram, Joko Jumadi, Kamis, 25 Mei 2023.

Sederet kasus itu di antaranya :

  1. Lembaga Pendidikan AA di Lombok Barat

Joko Jumadi menjelaskan, masih terdapat satu kasus pencabulan di sebuah Lembaga Pendidikan Agama di Lombok Barat dengan inisial AA.

“Di Lombok Barat ini masih berproses (Diselidiki Polisi, red), kemungkinan hanya satu korban ini yang berani melapor,” ucap Joko. Sehingga diindikasikan masih banyak korban yang tidak berani melapor.

  1. Lembaga Pendidikan AH di Kota Mataram

Di lembaga pendidikan agama AH terletak di Kota Mataram, juga terdapat kasus kekerasan seksual yang masih dalam proses hukum. Kali ini, terjadi antar santriwati.

Sama halnya dengan lembaga AA, Joko menduga masih terdapat korban lain, namun hanya satu korban yang berani melapor.

“Ini korbannya satu santriwati dan pelakunya juga satu santriwati. Cuma kasusnya kemarin tidak mau dilaporkan,” ucap Joko. Ini kemudian membuat kasus tersebut masih tertutupi.

  1. Lembaga Pendidikan B di Lombok Timur

Pada Lembaga pendidikan agama inisial B di Lombok Timur, terdapat satu kasus pencabulan dengan korban santriwati. Kasusnya masih dalam proses pidana.

“Terdapat satu korban dan terduga pelakunya adalah pimpinan (lembaga, red),” bebernya.

  1. Lembaga Pendidikan Agama di Sikur, Lombok Timur

Terbaru, kasus pencabulan yang tengah heboh terjadi di sebuah Ponpes di Sikur, Lombok Timur.

Pasalnya, jumlah korbannya diduga sebanyak 41 orang, dan terduga pelaku adalah HSN selaku pemimpin lembaga.

  1. Lembaga Pendidikan Agama di Kotaraja, Lombok Timur

Masih di Lombok Timur. Sama halnya dengan kasus di Sikur, dugaan pencabulan di sebuah lembaga di Kotaraja juga diduga dilakukan oleh pimpinan lembaga inisial LM, korban yang terungkap satu orang peserta didik perempuan.

Kasus ini masih pada tahap pendalaman terhadap saksi-saksi dan pelaku sudah ditangkap.

Apa Faktor Penyebab Pelecehan Seksual?

Menurut Joko, terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya kekerasan seksual di lingkungan lembaga pendidikan berlabel agama. Bahkan mungkin faktor ini di luar dugaan banyak pihak.

Salah satu yang paling mendasar adalah kepercayaan masyarakat yang terlalu besar terhadap lingkungan dalam lembaga lembaga berfokus pada pendalaman nilai nilai religi.

“Dalam sosial masyarakat itu, orang tua tanpa ada kecurigaan menyerahkan anaknya ke ponpes-ponpes. Kepercayaan mereka terlalu besar terhadap figur-figur ustadz,” terangnya.

Kedua, lembaga yang tertutup. Joko menuturkan, lembaga yang tertutup berpotensi jadi sarang terjadi kekerasan seksual, karena tidak adanya pengawasan dari luar, terutama dari masyarakat.

Selanjutnya adalah senioritas. Budaya senioritas, kata Joko, akan melanggengkan aksi intimidasi hingga persekusi di kalangan peserta didik. Dan budaya senioritas itu masih melekat di banyak lembaga yang sama di NTB.

“Saat jadi junior, dipersekusi. Setelah jadi senior, balik memperkusi yang masih junior. Begitu terus kelanjutannya,” ungkap Joko. (RZK)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button